Mempersiapkan Si Kecil Masuk Sekolah Dasar

Dec 05, 2017 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1036x
Tak terasa sebentar lagi si kecil memasuki usia sekolah. Tentunya ada rasa cemas, takut dan khawatir memikirkan bahwa si kecil akan memasuki lingkungan baru, yang bisa jadi asing dan kompleks. Anak meski terlihat riang dan bersemangat menyiapkan segala keperluannya, terkadang terbersit kecemasan tersendiri, malah bagi sebagian anak, ada yang enggan pergi ke sekolah.

Bagi anak-anak yang sebelumnya seluruh waktunya dihabiskan dengan bermain, harus terkungkung selama berjam-jam di sekolah dengan beragam mata pelajaran memang menimbulkan ketakutan sendiri, terlebih jika jarak sekolah jauh dari rumah. Walaupun anak-anak sudah dikatakan “pernah sekolah”, tapi memasuki Sekolah Dasar (SD) tentu membutuhkan persiapan yang berbeda dengan saat pertama kali masuk Taman Kanak-kanak (TK). Nah, agar anak-anak kita siap menyongsong masa sekolah yang mengasyikkan, berikut ada beberapa cara yang layak dicoba:

1. Lakukan kunjungan ke sekolah bersama anak

Kunjungan sebaiknya dilakukan sebelum masa sekolah dimulai, hal ini bertujuan agar anak lebih mengenal lingkungan barunya sebelum benar-benar terjun ke dalamnya. Kunjungan bisa dimulai dengan memperlihatkan ruang kelasnya sambil bercerita serunya belajar di sekolah, kemudian perlihatkan berbagai fasilitas sekolah yang ada dan tak lupa ajak anak untuk berkenalan dengan para guru agar kesan takut terhadap guru hilang.

2. Belanja keperluan sekolah bersama

Libatkan anak dalam mempersiapkan keperluan sekolah dan biarkan anak memilih perlengkapannya sendiri, misal ketika membeli tas, biarkan anak memilih tas yang bergambar tokoh kartun favoritnya atau tas dengan warna kesukaan. Anak-anak biasanya lebih antusias untuk bersekolah “ditemani” barang-barang kesukaan mereka. Bahkan mulai tak sabar menunggu, kapan ya sekolahnya mulai?

3. Ajarkan kemandirian dan disiplin mulai sekarang

Berbeda dengan TK, di sini anak-anak dituntut untuk belajar mandiri. Apalagi untuk sekolah-sekolah dengan sistem full day, tidak mungkin orang tua akan menunggui sang buah hati dari pagi sampai sore setiap harinya. Makanya, kemandirian anak sangat diperlukan. Untuk melatihnya, bisa dimulai dengan membiasakan anak bangun pagi, selain melatih kemandirian dan disiplin, bangun pagi juga bermanfaat bagi kesehatan. Dengan bangun pagi, anak mempunyai banyak waktu untuk melakukan persiapan sebelum ke sekolah. Mereka bisa mandi, sarapan dan berangkat tanpa terburu-buru. Pikiran jadi lebih santai dan mood yang terbentuk juga positif sehingga pelajaran pun akan dapat diterima dengan mudah. Orang tua juga tak perlu susah-susah berteriak pagi-pagi menyuruh sang anak untuk mandi dan sarapan dengan lebih cepat karena takut terlambat. Di samping membiasakan anak untuk bangun pagi, orang tua juga perlu melatih si kecil untuk memakai baju dan sepatu sendiri. Dengan demikian, saat pelajaran olahraga, di mana anak-anak diminta untuk berganti seragam olahraga, mereka tidak akan kebingungan dan bisa melakukannya sendiri tanpa meminta bantuan orang dewasa.

4. Ajarkan si kecil empati dan tanggung jawab

Jika di rumah si kecil termasuk anak tunggal yang segala sesuatunya menjadi miliknya sendiri tanpa diganggu orang lain, mulai sekarang ajarkan kepada mereka tentang empati dan berbagi. Di sekolah mereka berada di lingkungan sosial yang lebih besar dari rumah, untuk itu rasa empati dan berbagi sangat diperlukan agar anak dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya.

Rasa empati dan berbagi bisa dilatih sejak dini, seperti membantu tetangga yang kesusahan atau menyumbangkan mainan yang bertumpuk di rumah kepada anak-anak yang membutuhkan. Jika suatu saat ada kejadian misalnya ketika istirahat, ada teman sekelasnya yang menangis karena lupa membawa bekal ditambah lagi uang sakunya ketinggalan, sedangkan anak kita membawa bekal yang cukup banyak, maka dengan ikhlas si kecil akan membagi bekalnya kepada teman yang menangis tadi.

Di samping itu, ajarkan pula pada mereka rasa tanggung jawab. Berikan beberapa tanggung jawab kecil kepada mereka. Contohnya membuang sampah pada tempatnya, merapikan tempat tidur sendiri atau mengembalikan mainan ke tempatnya usai bermain.

5. Penuhi kebutuhan nutrisi seimbang

Selain berbagai persiapan di atas, kebutuhan nutrisi yang seimbang juga tak kalah penting. Makanan dengan gizi yang tepat akan dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan fisik dan otaknya ke arah yang optimal sehingga anak akan lebih siap menerima segala tantangan yang akan mereka hadapi di sekolah nantinya. Untuk itu, jangan biarkan anak-anak jajan sembarangan, lebih baik orang tua menyiapkan bekal khusus untuk buah hati tercinta. Repot sedikit tidak masalah, yang penting gizinya tercukupi kan?

6. Pelukan dan kecupan sayang dari orang tua

Segala persiapan sudah dilakukan, bekal sudah dibuat sedemikian rupa, apalagi saat di rumah si kecil sudah berteriak-teriak semangat pergi ke sekolah. Eh, sesampainya di sekolah, kok tiba-tiba anak mundur-mundur ketakutan nggak mau masuk ke kelasnya, malahan tidak mau melepaskan pegangan tangan orang tua dan menangis ingin pulang ke rumah. Duh, bagaimana ya? Masa baru hari pertama masuk sekolah sudah mau bolos? Jangan khawatir, orang tua juga tidak perlu ikut-ikutan panik sambil memarahi anak.

Hal yang perlu Anda lakukan adalah memeluk dan menciumnya. Katakan secara lembut dan sabar bahwa tidak apa-apa merasa takut karena ini memang pengalaman baru baginya, Anda bisa juga mulai dengan menceritakan pengalaman orang tua ketika pertama kali masuk sekolah, yang awalnya takut-takut tapi seiring berjalannya waktu akhirnya bisa juga beradaptasi. Katakan pula bahwa anak-anak lain juga merasakan ketakutan yang sama. Dengan begini, anak akan merasa bahwa ketakutan yang dialaminya adalah hal yang wajar dan tidak dilarang sehingga akan membuatnya lebih tenang dan berani menghadapinya.

Berbeda jika Anda mengatakan, “Sudah-sudah, jangan takut. Gitu aja takut. Masa udah gede masih takut sih?” atau menakut-nakutinya dengan mengatakan, “Sudah, diem jangan nangis. Nanti dimarahi bu guru lho!” dan yang lebih parah, “Jangan nangis. Tuh pak satpam bawa pentungan, buat jaga-jaga kalau ada yang nangis. Makanya diem, jangan nangis lagi!”, bukannya si kecil menjadi tenang tapi ketakutan dan kecemasannya malah semakin menjadi-jadi, kalaupun pada saat itu anak tidak menangis lagi, itu pun karena terpaksa lantaran takut dimarahi guru atau orang tuanya, atau mungkin takut pada pak satpam yang bawa pentungan.

Katakan pula bahwa meskipun Anda tidak duduk bersamanya di dalam kelas dan tidak menungguinya sampai sekolah usai, Anda akan selalu mendukung dan akan menjemputnya tepat waktu. Tak perlu memberi iming-iming seperti mengajaknya jalan-jalan atau memberi cokelat selepas sekolah, hal ini supaya anak tidak terbiasa bahwa segala hal kecil yang ia lakukan harus ada imbalannya. Penghargaan yang dapat Anda berikan untuk keberaniannya hari ini bisa berupa memberikan “telinga, hati dan waktu”, dalam artian Anda bersedia tulus, ikhlas dan tanpa menunjukkan kebosanan sedikitpun mendengarkan segala celoteh si kecil tentang pengalaman pertamanya masuk sekolah. Inilah wujud penghargaan yang bisa jadi benar-benar dibutuhkan oleh anak.

Mengapa harus memeluk dan menciumnya? Menurut penelitian, kebiasaan baik ini mampu membuat anak merasa aman dan nyaman, kondisi kejiwaannya pun akan selalu positif dan sehat sebab mereka merasa disayang, diharapkan dan diperhatikan. Saat emosinya positif, anak-anak akan lebih mudah menerima segala masukan yang diberikan oleh orang tuanya. Kalaupun selama ini Anda merasa sudah memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup tanpa harus memeluk atau menciumnya, tentunya hasilnya akan berbeda dengan anak yang tumbuh dengan limpahan kasih sayang ditambah pelukan dan kecupan hangat dari orang tuanya. Namun bukan berarti setiap saat dan setiap waktu, Anda memberikan pelukan dan kecupan, nantinya anak-anak akan merasa risih kalau berlebihan.

Masa-masa pertama masuk sekolah bisa jadi menentukan persepsi anak tentang sekolah. Jika di hari pertamanya masuk sekolah, anak sudah merasakan kecemasan dan kekhawatiran tanpa memperoleh dukungan dan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan aktivitas belajar di sekolah hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna dan cenderung membosankan. Untuk itu, mulai sekarang mari kita mempersiapkan sekolah buah hati dengan sebaik-baiknya demi menyongsong masa depan gemilang
Tips Pilihan Lainnya: