Rate:
Sep 23, 2019 628
Setelah Amerika dan China, menurut sahibul hikayat, Indonesia adalah pengguna Face Book (FB) terbanyak di dunia. Anak-anak kita yang berusia remaja, bahkan pra-remaja (12 tahunan) pun tak lepas kesukaan ber-facebook ria. Mengiringi fenomena ini, mulailah orang tua resah karena mendapati anaknya punya “date” alias janji-janji dengan pria yang mereka kenal melalui FB. Dan karena terjadinya di dunia maya, maka tukang ojek berwajah lumayan, mudah sekali memberi kesan bahwa ia adalah mahasiswa tahun terakhir ITB. Dengan adanya fenomena ini, hampir mustahil rasanya melarang anak-anak ber-FB. Manfaat FB sebenarnya juga cukup banyak bila digunakan untuk hal-hal positif. Kata kunci untuk mengendalikan anak-anak adalah dengan mengalihkan perhatian. Mengapa demam FB ini demikian hebat? Karena anak usia pra remaja dan remaja punya kebutuhan besar untuk mengidentifikasikan diri dengan hal yang lekat dengan atribut “keremajaan” mereka. Yang teman-temannya lakukan, terasa wajib ia lakukan juga. Apalagi untuk anak pemalu, mereka akan mendapat kompensasi luar biasa dari kontak sosial di dunia maya, karena tanpa harus face to face, obrolan bisa lancar mengalir. Efeknya, cinta maya (bukan lagi cinta monyet) mudah sekali bersemi dan menjadi prioritas utama, menggeser kesenangan lain yang lebih sehat dan mendewasakan kepribadian dalam konteks dunia nyata. MENCEGAH SELALU LEBIH MUDAH Dalam psikologi, ada prinsip dasar yang diyakini, bahwa bila sesuatu mendatangkan perasaan positif, maka ini akan cenderung diulang dan diulang lagi. Demikian pula sebaliknya, akan dihindari dan malas dilakukan, bila menghasilkan pengalaman tidak menyenangkan dan perasaan yang negatif. Fenomena Facebook berakar pada pencarian jati diri, di tempat yang salah pada waktu yang salah pada orang yang tidak tepat pula. Maka, jadilah ibu, dan ayah yang menjadi teladan nyata bagi anak kita, agar mereka punya keinginan dan aspirasi ”Ah, kalau sudah dewasa kelak, aku ingin jadi sepeti Mama (Papa).” Jujur, punya integritas dalam menjalani hidup adalah pola ideal yang bila diadopsi anak, akan membuatnya mampu menjalani hidup dengan keputusan-keputusan bertanggung-jawab, termasuk tanggung jawab membagi waktu ntuk hal yang bermanfaaat bagi dirinya. Sopan santun terjaga, respek pada orang lain dan peduli pada kenyamanan orang, adalah sumber kematangan anak untuk mampu berhenti sejenak memikirkan diri sendiri dan punya keinginan untuk menyenangkan hati orang tua dan orang lain di sekitarnya. Tanpa ini, egoisme akan tumbuh subur, sehingga ia akan cuek, tetap mempertahankan perilaku dan kebiasaan yang jelas-jelas membuat ibu dan ayahnya tidak nyaman. Rumah, mustinya jadi HOME dan bukan House. Bukankah bila rumah adalah tempat nyaman untuk pulang, anak akan tidak suka berkeliaran di Mall, di terminal bus ataupun membuat janji ketemuan di luar rumah? Bukannya tidak bocor atau kamarnya ber-AC, tetapi isi rumah itu sendiri, orang yang tinggal di dalamnya, mustinya mendatangkan rasa aman, diperhatikan dan diterima apa adanya, sehingga semua penghuni betah berlama-lama di dalamnya. Orang tua, akan tetap bijaksana dan tidak “parno” alias sedikit-sedikit curiga atau cemas tanpa alasan jelas, bila ia juga rajin meng-up grade diri dengan kemajuan teknologi. Perlu tahu apa itu internet, apa yang terjadi di warnet, apa rasanya ber-FB, sehingga kesenangan dan kenikmatan yang melanda anak, bisa kita hayati juga. Utamanya, bila kita bisa bicara dalam “bahasa” yang sama dengan anak tentang sesuatu hal, ini akan membuat anak merasa ia dipercaya sehingga punya tanggung jawab untuk memelihara kepercayaan ibu dan ayahnya. Akhirnya, tetap beri peluang bagi anak untuk merasakan dan kemudian meyakini bahwa individu punya kebutuhan dasar untuk connected, terhubung secara nyata dengan individu lain, melalui kontak mata, sentuhan, pelukan dan belaian sayang dari orang yang menyayanginya. Bukankah, Anda adalah orangnya? Sumber rasa sayang dan aman untuk anak Anda? Jangan pernah gantikan ini dengan limpahan fasilitas tekonolgi mutakhir yang lalu membuat anak makin terbenam dalam dunia maya yang sebenarnya cuma memberi semua rasa tadi, tetapi dalam bentuk semu, tidak nyata.
Selengkapnya
Rate:
Oct 01, 2019 621
Sebagai sumber lauk bergizi, ikan memang sempurna. Selain harganya yang relatif murah, ikan kaya akan protein, vitamin, dan mineral, juga rendah kolesterol dan mengandung lemak esensial, yaitu asam lemak linolenat (ALA) atau omega-3 yang penting untuk otak anak. Banyak manfaat dari konsumsi ikan, namun belum semua keluarga terbiasa menyukai makan ikan. Konsumsi ikan di Indonesia per kapita masih tergolong rendah. Hanya daerah Maluku dan Sulawesi Utara yang konsumsinya cukup tinggi. Disayangkan sekali, mengingat Indonesia adalah negara maritim yang kaya akan hasil perikanan. Protein Mudah Dicerna Ikan digolongkan menjadi ikan air tawar, ikan air laut dan ikan migrasi. Dilihat dari komposisi zat gizinya, ketiga jenis ini sama kayanya akan nutrisi. Umumnya ikan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan retinol (atau vitamin A dari hewan). Nutrisi esensial ini penting bagi tubuh, terutama anak dan remaja di masa pertumbuhan. Nilai cerna protein ikan sangat tinggi yaitu lebih dari 90%. Kondisi ini menjadikan ikan mudah dicerna dan baik untuk anak-anak di atas usia 1 tahun dan lansia, yang merupakan usia rentan. Balita memiliki sistem pencernaan yang belum sesempurna orang dewasa. Sedangkan pada lansia, fungsi organ pencernaan mulai menurun. Dua kelompok ini amat disarankan mengkonsumsi ikan yang mudah dicerna untuk mencukupi kebutuhan protein dan lemak esensial untuk tubuh. Keunggulan ikan lainnya adalah kandungan kolesterol yang rendah. Hal ini menguntungkan bagi kesehatan. Rajin mengkonsumsi ikan adalah salah satu cara diet yang baik sebagai upaya untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Pada bangsa Eskimo yang makan ikan 300g - 400g/ hari ditemukan bahwa penduduknya rendah kasus penyakit jantung. Dalam hal ini kita perlu tahu bahwa lemak hewani non ikan, umumnya bersifat jenuh. Dan lemak jenuh merupakan salah satu pemicu tersumbatnya pembuluh darah penyebab penyakit jantung koroner. Vitamin dan mineral juga banyak terdapat di dalam daging ikan. Golongan vitamin yang banyak terkandung di dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut di dalam lemak, seperti vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang dominan adalah fosfor, besi, kalsium, selenium dan iodium. Vitamin dan mineral ini bermanfaat bagi tubuh, seperti menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro. Asam Lemak Linolenat (ALA) golongan Omega-3 Asam lemak omega-3 adalah asam lemak esensial; dibutuhkan untuk kesehatan namun tubuh tidak dapat memproduksinya, sebab itu ALA atau Omega-3 harus terkandung dalam menu makanan. Asam lemak omega-3 dapat membantu mencegah terjadinya penggumpalan keping-keping darah sehingga mengurangi risiko terkena arteriosklerosis dan mencegah penyakit jantung koroner. Asam lemak ini juga bersifat hipokolesterolemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Di samping itu juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta berperan dalam pertumbuhan otak pada janin serta pendewasaan sistem saraf. Cara Baik Mengolah Ikan Asam lemak omega-3 mudah rusak akibat pemanasan yang berlebihan saat masak, seperti menggoreng dapat menyebabkan lemak ikan justru terbuang ke dalam minyak goreng. Disarankan, mengolah ikan sebaiknya dengan metode pepes, kukus, panggang atau di tim. Metode memasak ini tidak menyebabkan lemak ikan terbuang percuma. Konsumsi ikan segar juga lebih disarankan daripada ikan yang diawetkan untuk mendapatkan kualitas lemak Omega-3 yang lebih baik. Di samping itu, ikan asin, ikan kering atau ikan olahan umumnya memiliki kadar garam yang tinggi. Ini tidak baik bagi tubuh khususnya jantung karena dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Ciri-Ciri Ikan Segar Jika tidak diperlakukan dengan benar, ikan mudah mengalami kerusakan. Kandungan air yang tinggi pada ikan, menyebabkan ikan secara alami cepat rusak. Ikan juga mengandung enzim pengurai protein yang menyebabkan aroma kurang sedap. Karena itu untuk mempertahankan kesegaran, ikan sebaiknya disimpan di tempat bersuhu rendah. Di dalam chiller ikan dapat bertahan segar selama beberapa hari. Jika disimpan di dalam freezer, ikan dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Adapun ciri-ciri ikan segar adalah: Mata ikan jernih, kornea bening, pupil hitam dan mata cembung. Sedangkan ikan tidak segar bermata cekung, buram serta kelabu tertutup lendir. Insang ikan merah segar. Jika sudah menurun kualitasnya, insang menjadi keabuan, berlendir dan bau. Lendir ikan segar bening dan baunya khas ikan. Jika sudah membusuk, lendir menjadi kekuningan, lengket dan aroma menyengat. Sisik ikan segar melekat kuat, mengkilap dan tertutup lendir jernih. Jika sudah tidak segar, sisik berubah menjadi mudah lepas dan warna memudar. Aroma ikan segar berbau khas ikan. Jika sudah tidak segar berbau busuk dan biasanya mengapung jika diletakan di dalam air. Daging ikan segar elastis dan bewarna cerah, jika ditekan tidak menimbulkan bekas permanen. Ikan busuk berwarna pucat, lunak dan menimbulkan jejak permanen jika ditekan.
Selengkapnya