Pentingnya Asam Amino untuk Anak

Oct 01, 2019 | / Tips / Kesehatan |
Rate:
Dilihat 805x
Untuk bertumbuh, sejak bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan, anak membutuhkan nutrisi yang lengkap. Tak cukup hanya memadai porsi, terlebih penting kelengkapan seluruh nutrien yang dibutuhkan tubuhnya untuk bertumbuh optimal. Kekurangan satu saja unsur gizi, baik yang makronutrien, ataupun yang mikronutrien, menjadikan pertumbuhannya tak mencapai optimal. Termasuk untuk kelengkapan asupan jenis asam amino.

ASAM amino itu ibarat material untuk membangun gedung. Bukan cukup hanya batu bata, melainkan pula dibutuhkan pasir, kapur, dan semen juga. Makin lengkap material membangun sebuah gedung, makin kokoh dan berfungsi bangunan gedungnya.

Seperti itu yang terjadi pada tubuh manusia. Bangunan tubuh, baik tulang-belulang, otot, dan segenap organ tubuh dibangun oleh bahan baku penting, yakni protein. Semua unsur dalam sel tubuh berisikan protein. Maka protein dinilai sebagai nutrisi penting bagi pertumbuhan tubuh, selain fungsi lain, seperti pembentukan sel darah, dan keterikatan dengan lemak, serta kerja dan fungsi otak.



Asam amino

Kualitas suatu makanan berprotein dinilai dari seberapa lengkap kandungan jenis asam aminonya. Makin lengkap suatu protein mengandung ragam jenis asam aminonya, makin tinggi nilai suatu protein. Kita menilainya sebagai biological value (BV) protein. Telur tergolong jenis sumber bahan makanan yang paling lengkap kandungan jenis asam aminonya. Maka telur tergolong menu protein berkualitas tinggi.

Sumber makanan berprotein dapat berasal dari hewan, selain dari nabati. Dibanding sumber protein nabati, jenis protein hewani umumnya lebih unggul. Maka dibutuhkan sumber makanan berprotein hewani lebih banyak dibanding yang berasal dari protein nabati. Keduanya saling melengkapi.

Adapun jenis asam amino yang kita kenal ada 22 jenis. Tidak semua sumber makanan berprotein mengandung semua jenis asam amino sejumlah itu. Suatu bahan makanan berprotein mungkin hanya sebagian kecil saja kandungan jenis asam aminonya. Yang lainnya juga demikian. Itu sebab perlunya sebanyak mungkin ragam bahanan makanan kita konsumsi, agar sumber protein yang kita konsumsi saling mengisi. Yang tak ada di kacang, ada di daging. Yang tak ada di ikan, ada di telur. Variasi dan ragam sumber bahan makanan menentukan kecukupan asupan protein yang diterima tubuh.

Sembilan dari 22 jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh manusia, bersifat esensial. Artinya kesembilannya itu tidak boleh tidak ada dalam menu harian. Satu saja tubuh kekurangan asupannya, mesin tubuh tidak berputar secara lancar. Terlebih bagi anak yang membutuhkannya untuk bertumbuh, dan melancarkan metabolisme.

Selain sembilan asam amino yang esensial, ada pula jenis asam amino yang semi-esensial khusus yang dibutuhkan tubuh anak, seperti cysteine, taurine, tyrosine, dan arginine.



Untuk berkembang juga

Kita tahu bahwa selain bertumbuh, anak juga perlu berkembang. Bertumbuh tubuhnya, sedangkan berkembang mentalnya. Kecakapan, kecerdasan, kemampuan otak bekerja, juga terkait langsung dengan kecukupan nutrisi harian yang diterimanya. Kekurangan protein dalam 2 tahun pertama, mengurangi tingkat kecerdasan anak, yang sayangnya, tak bisa dipulihkan, dan anak lalu menjadi tidak secerdas semestinya.

Peran protein secara langsung mempengaruhi pertumbuhan otak anak. Maka demi perkembangan anak yang dapat mencapai optimal, kecukupan asupan protein tidak boleh sampai ada yang kurang. Oleh karena nilai suatu bahan makanan berprotein ditentukan oleh apa isi dan seberapa lengkap jenis asam aminonya, maka protein dengan nilai biologik tinggi yang selayaknya dipilih bagi tumbuh-kembang anak agar mencapai tingkat optimalnya.

Pertumbuhan otak, jelas membutuhkan keanekaragaman jenis asam amino. Sejumlah jenis asam amino tertentu memegang peran penting pada otak yang sedang bertumbuh, maupun menentukan fungsinya. Sebut saja asam amino tryptophan sebagai bahan baku pembuatan kimiawi penyambung listrik sel otak (neurotransmitter) jenis serotonin. Untuk kimiawi otak utama lainnya yakni dopamine membutuhkan kecukupan asam amino tyrosine. Kekurangan jenis asam amino apa pun tentu pertumbuhan otak tak optimal. Demikian pula fungsinya.

Kita juga mengenal fungsi asam amino glycine untuk pembentukan sel darah merah (heme) yang mengikat zat besi sehingga fungsi sel darah merah optimal. Kurang darah karena kekurangan protein (glycine) tak cukup ditolong hanya dengan menambah zat besi, melainkan tambahan glycine juga, misalnya.

Juga peran asam amino arginine sebagai antioksidan, atau aspartate (dan glycine) juga dalam pembentukan inti sel, sehingga bukan saja sosok sel yang normal, melainkan pula fungsi dan kerjanya. Asam amino phenylalanine sebagai pengatur metabolisme, atau berputarnya dapur tubuh, tak pula boleh dilupakan.
Pendek kata, selama masa pertumbuhan anak, selalu perlu diberikan asupan beragam jenis sumber makanan berprotein baik yang berasal dari bahan makanan hewani, maupun bahan makanan berprotein nabati. Kacang-kacangan, sama pentingnya dengan ikan, daging, susu maupun telur.***
Tips Pilihan Lainnya: