Mengetahui Status Gizi Anak

Oct 05, 2019 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1214x
Setiap anak menempuh proses perkembangan yang sangat penting baik mentalnya maupun fisiknya. Status gizi merupakan derajat penilaian kebutuhan gizi anak sesuai dengan umunyar. Dari situ dapat dinilai apakah anak bertumbuh normal, baik saat ini, maupun di waktu lampau, atau ada riwayat pernah mengalami kekurangan gizi.
STATUS gizi umumnya digunakan dalam upaya meneliti apakah kondisi seorang anak terpenuhi seluruh kecukupan gizinya, dengan cara menilai parameter keadaan fisiknya pada setiap umurnya. Selain dari berat badan, tinggi badan, juga digunakan ukuran lingkaran kepala, serta lingkar lengan anak. Kemudian dari hasil status gizi itu baru dapat diambil kesimpulan apakah perkembangan anak bisa normal, di bawah normal, atau di atas normal.

Anak normal
Seorang anak dinilai normal dalam hal kecukupan gizinya, apabila asupan gizi dalam menu hariannya memadai dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan umurnya. Tak cukup hanya porsi, sama pentingnya juga proporsi zat gizi, serta kelengkapan seluruh zat gizi yang tubuh anak butuhkan sesuai umurnya. Kita mengenal zat gizi makro, yakni karbohidrat, zat lemak, dan protein. Ketiganya harus diberikan dalam porsi seimbang,yakni tigaperlima dari total kalori seharinya karbohidrat, seperlimanya zat lemak, dan selebihnya protein. Proporsi menu demikian yang kita sebut menu seimbang.
Jenis menu bistik, misalnya, berlawanan dengan konsep menu seimbang, karena yang tigaperlimanya berasal dari daging, sedangkan kentang sebagai wakil karbohidrat, dan wortel, dan buncis, mewakili sayur mayur, hanya sebagian kecil. Jadi bistik kebalikan dari menu seimbang, maka bukan tergolong menu yang menyehatkan.
Selain zat gizi makro, tak kurang pentingnya, zat gizi mikro, yakni semua jenis vitamin dan mineral, termasuk jenis yang esensial (tidak boleh tidak ada dalam menu harian). Anak yang hanya memadai porsi makannya, mungkin saja berat badannya memadai, bahkan berlebihan, namun kebutuhan zat gizinya belum tentu terpenuhi bila asupan zat gizi mikronya kekurangan (hidden hunger). Maka selain porsi masing-masing gizi makronya yang harus selalu memadai, kualitas menu harian senantiasa harus lengkap zat gizinya. Dengan cara demikian secara gizi anak dinilai normal.
Tahunya bahwa seorang anak normal status gizinya, dinilai dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index). Untuk itu perlu tahu berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter. Cara menghitungnya berat badan (Kg) dibagi pangkat dua tinggi badan dalam meter. Setelah mengetahui nilai IMT, plotkan hasilnya ke dalam grafik berikut. Grafik berbeda untuk anak perempuan dan laki-laki.

Chart untuk anak perempuan usia 5-19 tahun



Chart untuk anak laki-laki usia 5-19 tahun



Perhatikan letak IMT di dalam chart. Hasil interpretasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) untuk usia 5-19 tahun*

*WHO, 2005



Anak tidak normal

Untuk mengetahui seorang anak apakah dulunya pernah mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dadakan, dinilai dengan menghitung berat badan dibanding umurnyaatau mengukur sttaus gizi masa lampaunya. Biasa dilakukan pada kelompok umur 6 bulan-7 tahun. Ini merupakan indikator adanya riwayat malnutrisi akut atau dadakan.

Sedangkan untuk mengetahui apakah saat ini anak tergolong status gizi normal, seperti sudah diungkap di atas, kita mengukurnya dengan indikator indeks massa tubuh (IMT). Pengukuran IMT dinilai sangat sensitif untuk menilai status gizi anak pada saat ini.

Jadi apabila terjadi penyimpangan dari indikator tersebut di atas, baik berat badan dibanding umurnya, tinggi badan dibanding umurnya, maupun IMT, kita dapat menilai secara keseluruhan status gizi seorang anak.

Pengukuran lingkaran kepala anak, sebagai tambahan untuk menentukan status gizi anak, biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah pernah terjadi kekurangan asupan protein-energi anak pada waktu berumur 2 tahun pertama.



Neraca seimbang asupan gizi dan kebutuhan tubuh

Agar setiap anak memperoleh gizi yang ideal, prinsipnya porsi makannya harus disesuaikan sehingga memadai untuk umurnya sejak awal. Umur berapa pun anak, kelengkapan zat gizinya harus senantiasa dilengkapi.

Anak yang dari penilaian status gizi masa lampaunya terlihat ada kekurangan, terlihat pertumbuhan tulang dan ototnya juga tidak memadai setelah anak bertambah besar. Ini terlihat dari pengukuran lingkar lengannya.

Bisa terjadi sekarang anak dalam status gizi normal, kendati riwayat gizi di masa lampaunya pernah kekurangan, atau kelebihan. Atau sekarang status gizinya normal, bisa saja ke depannya nanti status gizinya kekurangan, dan bahkan kelebihan.

Untuk mencegah kejadian penilaian status gizi anak terbilang tidak normal, asupan makan anak harus senantiasa memadai sesuai dengan umurnya. Bila berat badan anak terus bertambah melebihi berat badan idealnya, berarti asupan gizinya melebihi kebutuhan tubuh hariannya. Sebaliknya anak akan terus menerus bertambah kurus bila asupan gizinya tak memadai dengan kebutuhan hariannya. Atau bisa jadi hal ini sebagai pertanda adanya suatu penyakit di tubuhnya karena porsi dan kelengkapan gizinya memadai dengan umurnya, namun tetap saja bertambah kurus.***
Tips Pilihan Lainnya: