Mitos Seputar Daging Kambing

Nov 11, 2017 | / Tips / Kesehatan |
Rate:
Dilihat 1031x
Daging kambing, yang umumnya menjadi santapan utama Hari Raya Idul Adha, mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan. Tetapi, kalau jumlahnya berlebihan, maka akan mengganggu kesehatan kita.

Sayang, menurut dr. Ari F. Syam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, masih banyak mitos yang dipercaya oleh masyarakat seputar daging kambing, sehingga konsumsi daging itu pun cenderung berlebihan.

Salah satu mitos itu adalah konsumsi daging kambing bisa meningkatkan tensi darah pada orang yang kebetulan diketahui memiliki tekanan darah yang rendah atau hipotensi (tekanan darah kurang atau sama dengan 90/60). Padahal, menurut dr. Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung, baik karena kelainan katup atau serangan jantung, bahkan gagal jantung.

Tetapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat penyebab tensi darah yang rendah itu, mereka langsung mengonsumsi daging kambing secara berlebihan. “Kalau tensi turun karena gangguan jantung, konsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan,” kata dr. Ari. Selain itu, dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD (penyakit di mana asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

Selain itu, mitos yang juga beredar di tengah masyarakat adalah testis kambing atau sate kambing setengah matang akan meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal itu pun, menurut dr, Ari, tidak sepenuhnya benar. Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifactor, dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan.
Sebaliknya, daging kambing, seperti halnya daging merah lain, mengandung lemak yang tinggi. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh, yang banyak mengandung LDL (low-density lipoprotein) atau lemak jahat, yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Mengonsumsi daging kambing memang tidak ada salahnya, karena tetap mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan, seperti protein untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Namun jangan sampai berlebihan, karena akan mengganggu kesehatan tubuh kita. Dan, yang tak kalau penting, jangan lupa imbangi dengan banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.
Tips Pilihan Lainnya: