Senyum Kecut
Dilihat 2415xPada suatu hari si Udin kedatangan tamunya - Upik-
bossnya di kantor dan ditemani seorang anak buahnya,
Unang. Mereka bertiga duduk diruang tamu.
Istri Udin menyediakan kue hidangan sebagai rasa hormat
pada tamunya yang juga atasan suaminya. Karena nggak
ada persiapan maka kue 4 biji yang disimpan kemarin,
dihidangkan pada tamunya. Udin mempersilakan tamunya
untuk menikmati kue yang dihidangkan. Masing-masing
mengambil satu buah.
Dengan memuji Udin, si Upik bilang " enak sekali kuenya,
apa istrimu hooby masak kue ?".
" Nggak, kok Bu, cuma coba-coba " jawab Udin
merendah.
Si Unang membenarkan kata-kata Upik " Benar enak
sekali. Mbok yaa bisnis kue kalau memang hobby, kan
lumayan untuk nambah penghasilan ".
Setelah ngobrol basa-basi (masalah pekerjaan-kantor,
krisis, sampai arisan ibu-ibu).
Si Upik ragu mau ambil kuenya lagi mumpung masih ada.
Bersamaan dengan itu si Unang juga sama.
Akhirnya kedua tangan , Upik dan Unang diatas piring.
Ternyata Unang lebih gesit ngambilnya, sehingga Upik
tidak kebagian. Melihat kejadian itu si Udin merah
mukanya, merasa malu.
Dengan agak kikuk akhirnya si Upik merenggangkan
tangannya (ngilani-jawa), untuk ngukur diameter piring. "
Pass, kok bisa sama yaa" katanya dengan senyum kecur
campur malu sambil melihat muka, Udin dan Unang.
bossnya di kantor dan ditemani seorang anak buahnya,
Unang. Mereka bertiga duduk diruang tamu.
Istri Udin menyediakan kue hidangan sebagai rasa hormat
pada tamunya yang juga atasan suaminya. Karena nggak
ada persiapan maka kue 4 biji yang disimpan kemarin,
dihidangkan pada tamunya. Udin mempersilakan tamunya
untuk menikmati kue yang dihidangkan. Masing-masing
mengambil satu buah.
Dengan memuji Udin, si Upik bilang " enak sekali kuenya,
apa istrimu hooby masak kue ?".
" Nggak, kok Bu, cuma coba-coba " jawab Udin
merendah.
Si Unang membenarkan kata-kata Upik " Benar enak
sekali. Mbok yaa bisnis kue kalau memang hobby, kan
lumayan untuk nambah penghasilan ".
Setelah ngobrol basa-basi (masalah pekerjaan-kantor,
krisis, sampai arisan ibu-ibu).
Si Upik ragu mau ambil kuenya lagi mumpung masih ada.
Bersamaan dengan itu si Unang juga sama.
Akhirnya kedua tangan , Upik dan Unang diatas piring.
Ternyata Unang lebih gesit ngambilnya, sehingga Upik
tidak kebagian. Melihat kejadian itu si Udin merah
mukanya, merasa malu.
Dengan agak kikuk akhirnya si Upik merenggangkan
tangannya (ngilani-jawa), untuk ngukur diameter piring. "
Pass, kok bisa sama yaa" katanya dengan senyum kecur
campur malu sambil melihat muka, Udin dan Unang.
Humor Pilihan Lainnya: