Biasakan Anak Melatih Kontrol Diri

Jun 04, 2014 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1544x
Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri. Namun kemampuan ini sering tidak dikembangkan dengan maksimal sehingga Anda tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengontrol diri sendiri. "Kemampuan mengendalikan diri ini sebenarnya bisa dirangsang dan dilatih sejak kecil, agar anak tumbuh menjadi anak yang bisa mengontrol dirinya sendiri," tukas praktisi pendidikan Najelaa Shihab saat talkshow "Mitos dan Fakta Stimulasi Dini di Rumah" beberapa waktu lalu di Jakarta.

Cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan self control pada anak adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk mengendalikan kebutuhan fisik mereka sendiri. Saat anak masih kecil, orangtua belum sepenuhnya percaya bahwa mereka mampu menentukan sendiri kebutuhan fisik mereka, karena orangtua mengklaim dirinya paling tahu yang terbaik untuk anak.

"Meski masih anak-anak, beri mereka kesempatan untuk bisa mengontrol kebutuhan fisik mereka, dan kita sebagai orangtua harus berlatih mendengarkan. Karena dengan cara ini, anak belajar mengendalikan kebutuhan fisik mereka sendiri," tambahnya.

Ditambahkan Najelaa, seringkali orangtua lah yang justru membuat anak sulit mempercayai bahwa dirinya sanggup mengendalikan diri. Padahal aktivitas inilah yang paling mudah dikenali dan dilakukan, misalnya mengenali rasa kenyang, lelah, mengantuk, dan lainnya. Pengendalian kebutuhan fisik anak merupakan salah satu kunci sukses menjadikan anak memiliki self control.

Ambil contoh ketika anak sedang makan. Seringkali mereka mengatakan sudah kenyang dan tak ingin makan lagi. Karena menganggap anak baru makan sedikit nasi, Anda lantas memaksanya untuk menghabiskan makanan tersebut. Padahal, ini merupakan sinyal yang diberikan anak untuk mulai mengenali kebutuhan fisik, yaitu rasa kenyangnya sendiri. Ungkapan ini justru membuat anak lebih mampu mengontrol kebutuhan dan keinginannya untuk tidak makan berlebihan.

Dengan "pemaksaan" untuk menghabiskan makanan, justru anak akan menjadi tidak percaya pada instingnya bahwa ia sudah kenyang. "Ditambah lagi dengan adanya kata-kata ketidakpercayaan orangtua, membuat anak mengabaikan insting self control-nya, sehingga lama-kelamaan ia jadi sulit mengendalikan dirinya," tambahnya.

Menurut Najelaa, cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mendengarkan keinginan anak. Saat anak mengungkapkan bahwa ia sudah kenyang, maka ikuti saja keinginannya, dan jangan paksa dia untuk makan. Karena pada dasarnya memaksa anak makan juga bisa berakibat kurang baik pada perkembangannya psikologisnya. Toh ketika anak memang baru makan sedikit, tak lama lagi mereka akan merasa lapar kembali setelah energinya terkuras untuk beraktivitas.

"Jangan buru-buru memarahi mereka. Berikan saja mereka makanan seperti biasa, dan berikan mereka bantuan untuk bisa lebih fokus untuk mengenali tingkat kenyang mereka," tambahnya.

Sesi makan di "ronde kedua" secara tak langsung akan menjadi pelajaran bagi diri mereka sendiri. Mereka akan belajar melalui pengalaman tersebut untuk lebih mampu mengontrol kebutuhan mereka. "Otak mereka akan berpikir, 'Saat makan pertama kali kemudian bermain, saya akan lapar lagi. Maka besok saya akan menambah porsi makan'. Hal ini akan lebih baik ketimbang Anda ngomel dan memaksa mereka tanpa mereka mengalaminya sendiri," sarannya.

Ditambahkan Najelaa, stimulasi self control anak sejak dini terbukti membantu menjauhkan anak-anak dari berbagai pengaruh hal buruk saat ia dewasa. Bahkan menurut penelitian, anak yang sudah memiliki self control sejak dini tidak akan mudah terjebak dalam narkoba.
Tips Pilihan Lainnya: