Bolehkah Si Kecil Mengisap Ibu Jari?

Nov 23, 2018 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 2453x
Setiap anak selain bertumbuh fisiknya, berkembang pula jiwanya. Perkembangan jiwa anak ditentukan oleh karakter yang diwarisinya, dan bagaimana anak diasuh dan dibesarkan. Sejumlah penyimpangan perkembangan banyak dipengaruhi oleh masa-masa lima tahun pertama kehidupan anak.

Fiksasi pada setiap fase perkembangan anak akan mempengaruhi kejiwaan anak kelak setelah dewasa. Termasuk fiksasi oral (mulut), fase anal (dubur), dan selanjutnya, fase genital (kelamin). Gangguan selama fase oral, misalnya, akan menyisakan rasa tidak aman anak nantinya.
Fiksasi Selama Fase Oral

Diduga fiksasi selama fase oral, yakni ketika anak yang merasa nyaman dengan mulutnya (oral), menimbulkan semacam kegelisahan, jika fase ini dilalui dengan ketegangan. Pada masa anak selalu memasukkan apa saja ke mulutnya. Fase oral yang tidak selesai diduga menjadi penyebab anak yang suka mengisap ibu jari tangannya. Dengan begitu anak merasa nyaman, dan terlindung. Semacam reaksi pengalihan. Tanpa itu anak merasa takut, merasa tidak aman.
Agar Anak tidak Suka Mengisap Ibu Jari

Anak tidak bisa terus menerus membiasakan diri mengisap ibu jarinya sampai dewasa umurnya. Terlebih setelah mulai masuk sekolah. Caranya bukan dengan paksaan, kekerasan, apalagi menjatuhkan hukuman. Bagaimana?

Dapat diupayakan dengan membuat anak merasa tidak enak lagi dengan kebiasaan mengisap jempol tangannya. Misal, dengan mengoleskan zat pahit di jempol tangan yang biasa diisapnya. Kebiasaan di Indonesia memakai brotowali (herbal untuk jamu yang sangat pahit).

Dari pengakuan banyak ibu yang melakukan cara begini, biasanya membuahkan hasil. Dengan bertambahnya usia, anak sudah semakin bertambah matang jiwanya. Dari bersosialisasi di sekolah, anak juga belajar, bahwa teman-temannya tidak melakukan seperti yang ia sendiri membiasakannya. Dengan cara tersebut perkembangan kejiwaan anak tidak tercederai, namun menemukan solusi.
Tips Pilihan Lainnya: