SERBA-SERBI TAMAN TEGAK LURUS

Sep 05, 2019 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1177x
Bosan dengan taman horizontal yang biasa? Saatnya Anda mencoba vertical garden yang makin digemari.

Vertical garden adalah taman yang dibangun secara tegak lurus (vertikal). Taman ini juga sering disebut taman dinding, green wall, vertical landscape, living wall, dan sebagainya. Sederhananya, taman vertikal berbeda dengan taman horizontal yang kita kenal selama ini, karena ditanam secara tegak lurus.“Salah satu tujuan vertical garden adalah mengatasi keterbatasan lahan, khususnya di kota-kota besar,” kata Magnora Chairina dari Taman Vertikal V-Ga, Jakarta. Selain itu, vertical garden juga memiliki banyak fungsi atau kegunaan. Misalnya, menjadi penahan panas matahari, mengurangi polusi udara, meningkatkan suplai oksigen, meredam polusi suara, dan sebagainya. Selain itu, dari sisi estetika, vertical garden memiliki keindahan tersendiri yang tak dimiliki taman horizontal.Magnora atau akrab dipanggil Rina melanjutkan, ada dua jenis vertical garden , yaitu green facades dan living wall . Green facades merupakan dinding yang ditumbuhi tanaman merambat yang langsung tumbuh di dinding. Sementrara living wall merupakan dinding yang diberi media tanam untuk tumbuh tanaman. Living wall biasanya terdiri dari rangka (frame ), panel tanaman, sistim irigasi/peniyiraman dan pemupukan, media tanam, dan tanaman itu sendiri.

Pengganti Matahari
Untuk membuat vertical garden, sebetulnya bisa dengan cara sederhana. Misalnya, menanam tanaman di dalam pot kemudian disusun dari atas ke bawah. Atau, menggunakan pipa maupun bambu untuk menanam tanaman dan disusun dari atas ke bawah. Namun, cara-cara ini memiliki daya tahan yang kurang maksimal. “Supaya bisa maksimal, ada baiknya menggunakan pipa dan sistem penyiraman dan pemupukan otomatis. Khususnya bila bidang area vertical garden -nya lumayan luas atau besar,” tambah Rina. Aplikasi tanaman vertikal juga bisa dibedakan menjadi vertical garden di luar ruangan (outdoor ), di dalam ruangan (indoor), penyekat atau pemisah, dan penutup bangunan. Indoor vertical garden biasanya menggunakan lampu khusus sebagai pengganti sinar matahari. Jumlah lampu sendiri disesuaikan dengan luas bidang vertical garden- nya. Pola penyusunan tanaman juga bisa dibedakan menjadi beberapa macam. Di antaranya apakah hanya dengan satu jenis tanaman, menggunakan pola tertentu, atau tumbuh alami. “Jenis tanaman bisa dipilih tanaman lokal seperti yang biasa kita tanam. Ada sekitar tiga puluh jenis tanaman lokal yang sudah dicoba bisa ditanam. Cuma, memang ada beberapa jenis tanaman lokal yang tidak bisa tumbuh maksimal di vertical garden,” lanjut Rina.

Mudah Dirawat
Perawatan vertical garden sendiri sebetulnya tidak terlalu sulit. Yang penting maintenance, misalnya sebulan dua kali dicek sistem pengairan dan pemupukannya. “Lakukan prooning atau pemangkasan kalau tanaman sudah menjuntai tidak beraturan,” kata Rina. Pasalnya, setelah enam bulan sampai setahun, tanaman pasti akan tumbuh lebat tidak peraturan. Selain itu, sebaiknya juga rajin-rajin membersihkan daun atau tanaman yang jatuh ke tanah. Rina melanjutkan, “Tidak perlu mengganti frame atau pipa karena cukup tahan, kok. Paling kalau ada, mengganti tanaman yang mati. Satu dua (tanaman - Red.) pasti ada yang mati, tergantung dari mana sinar matahari datang. Pada outdoor vertical garden , biasanya arah datangnya sinar matahari berubah-ubah. “Nah, kalau tanaman tidak kena sinar pasti mati. Tinggal mengganti saja,” pungkasnya.

Tak Pakai Tanah
Selain komposisi, ternyata berat media tanam juga memengaruhi tampilan dan daya tahan vertical garden . Oleh karena itu, media tanam vertical garden umumnya bukan tanah. Beberapa jenis media tanam yang acapkali digunakan misalnya coco peat, sekam, rumput laut, dan sebagainya. “Vertical garden sebaiknya menggunakan media tanam yang ringan supaya tidak membebani struktur dinding. Misalnya, campuran antara peat moss (gambut) dengan coco peat . Gambut mengandung nutrisi untuk pertumbuhan dan coco peat baik untuk menyimpan air,” lanjutnya. Sementara jenis tanaman sebaiknya dipilih dari jenis merambat atau tumbuh menjuntai ke bawah agar terlihat cantik. Beberapa jenis tanaman seperti ini antara lain suplir, phytonia, bromelia, kadaka, sirih gading, dan sebagainya. Vertical garden juga bisa menggunakan lebih dari satu jenis tanaman. Tapi, komposisinya sebaiknya dipilih dengan variasi warna yang seragam atau sesuai kebutuhan dalam maupun luar ruangan. Bagaimana dengan pengairannya? Apabila ukuran taman vertikal tidak terlalu besar dan tinggi (maksimal 2,5 m), penyiraman dapat dilakukan secara manual menggunakan selang. Sedangkan pemupukan dapat menggunakan penyemprot (sprayer). Bila ukurannya besar, penyiraman harus menggunakan sistem mekanis dengan pompa dan pemupukan dengan infus atau dosing unit. Agar tidak merepotkan, dapat digunakan pengatur waktu (timer) yang akan mengatur secara otomatis waktu-waktu penyiraman dan pemupukan.
Tips Pilihan Lainnya: