Makan Lima Kali Sehari Bantu Susutkan Bobot Tubuh?

Oct 10, 2019 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 759x
POLA makan tepat menjadi kunci kesuksesan penurunan berat badan. Selain itu, frekuensi makan juga memiliki pengaruh yang sama demi mencapai target berat badan yang diinginkan.

Sebuah studi baru menyarankan bahwa makan lima kali sehari bisa membantu menurunkan berat badan. Para ilmuwan menolak gagasan bahwa makan tiga kali sehari merupakan kunci tetap sehat.

Para peneliti mengatakan rutinitas sehari-hari dari sarapan, makan siang, dan makan malam bersama dengan dua makanan ringan sehari dapat membantu berat badan cepat susut.

Namun, melanggar peraturan tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan, misalnya melewatkan sarapan pagi dikaitkan dengan melonjaknya bobot tubuh, menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity.

Lebih dari 4.000 anaj-anak belajar dari waktu ibu mereka hamil sampai usia 16 tahun, seperti dikatakan ahli kesehatan dari East Finland University.

Mereka terus mencatat berat badan dan kebiasaan gaya hidup dari jenis makanan dan minuman yang mereka makan, serta seberapa sering makan dan melihat faktor genetik seperti berat badan orangtua mereka.

Mereka yang mengatur pola makan lima kali sehari, di mana tiga kali makan utama dan dua kali makanan ringan akan memiliki indeks massa tubuh (BMI).

Hal ini berlaku bahkan dari anak-anak yang memiliki orangtua dengan obesitas, peneliti menemukan.

Namun, pola makan tak menentu seperti melewatkan sarapan, menyebabkan sarapan dan menyebabkan BMI lebih tinggi.

Para peneliti percaya bahwa pola makan adalah faktor risiko kehidupan awal terkait dengan obesitas. Karenanya, penting untuk mengatur rutinitas makan sehari-hari dan mengimbangi faktor lain termasuk masalah genetik.

Bila orangtua obesitas tentu meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak mereka, tetapi akan lebih berpotensi ketika ibu obesitas sebelum hamil dibandingkan kenaikan berat badan selama kehamilan, studi ini menemukan.

Selain itu, ayah obesitas juga merupakan faktor yang turut memperbesar risiko anaknya obesitas, seperti dilansir Telegraph.

Pemimpin penelitian, Anne Jaaskelainen mengatakan, "Temuan ini menekankan pentingnya mengambil pendekatan seluruh keluarga di awal terkait pencegahan obesitas."

"Selain itu, penting untuk menyadari bahwa efek dari faktor predisposisi genetik dapat dimodifikasi oleh kebiasaan gaya hidup seperti frekuensi makanan biasa."
Tips Pilihan Lainnya: