Mengenal dan Menyalurkan Bakat Anak

Dec 06, 2017 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1064x
Setiap anak adalah unik. Tiap-tiap anak memiliki bakat, dan potensi yang berbeda-beda. Lain halnya dengan tingkat kecerdasan yang mengarah pada pencapaian di bidang akademik, bakat mencakup lebih luas lagi. Bakat mengacu lebih kepada kemampuan motorik atau keterampilan khusus yang dimiliki si anak. Para orang tua sebaiknya berusaha mengenali bakat dan potensi anak sejak dini. Setelah kita mengetahui bakat dan potensinya, langkah selanjutnya adalah arahkan dia untuk mengasah bakatnya melalui berbagai bentuk latihan. Bakat adalah anugerah, tetapi tanpa latihan, bakat tidak akan berkembang.

Anak berbakat mempunyai ciri-ciri khusus. Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA CPBC, psikolog dari Jaganita Consulting mengatakan bahwa anak yang berbakat biasanya menguasai bidang tertentu lebih cepat daripada anak lainnya. Misalnya, anak yang berbakat melukis memiliki kualitas garis dan pemahaman komposisi warna yang lebih baik. Anak yang berbakat menyanyi akan lebih baik dalam mengenal not dan nada. Anak berbakat juga cenderung mempelajari sesuatu dengan cara tersendiri dibanding anak-anak lain. Mereka mampu memecahkan masalah dengan caranya sendiri tanpa atau dengan sedikit bantuan orang dewasa. Di samping itu anak berbakat umumnya secara otomatis termotivasi dengan sendirinya untuk mempelajari dan mengeksplorasi hal-hal yang disukainya. Misalnya anak yang suka bermain piano akan tetap berlatih dengan atau tanpa kehadiran gurunya. Orang tua juga dapat mengikutsertakan anaknya dalam tes bakat untuk mengetahui lebih lanjut kelebihan dan kelemahan anak.

Meski anak berbakat kerap menunjukkan minatnya pada sesuatu hal, orang tua juga tetap harus memberi dukungan baik secara materi maupun moril agar bakat si anak terasah secara optimal. Tidak hanya itu, orang tua juga disarankan untuk “memperkaya” bakat dan potensi anak. Memperkaya di sini maksudnya mengeksplorasi minat dan bakat anak di bidang lain, tidak hanya terpaku dengan satu minat saja. Sebagian anak tidak menyadari bakatnya atau tidak berminat pada bakatnya. Oleh karena itu, peran orang tua sangatlah diperlukan dalam mengarahkan anak dalam mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Ada beberapa cara untuk membantu anak mengembangkan bakatnya. Salah satunya mendorongnya untuk mengikuti kegiatan ekskul. Kegiatan ini membantu si anak mencari jati dirinya dan memberinya kesempatan untuk menggali potensi yang tadinya tidak ia sadari. Namun ada baiknya, anda tidak lantas mengikutsertakan si anak dalam berbagai kegiatan eskul. Tina Seelig, PhD, seorang ahli syaraf menyarankan untuk melibatkan anak dalam maksimal dua jenis kegiatan eskul sudah cukup. Jangan terlalu membebaninya. Pastikan si anak tetap punya cukup waktu bermain, belajar dan beristirahat.

Satu lagi cara mengembangkan bakat anak, yaitu melalui partisipasi lomba. Mengikutsertakan anak dalam lomba yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya bila dia senang melukis, tidak ada salahnya ada mendaftarkan dia di berbagai ajang lomba lukis. Partisipasi aktif dalam kegiatan seperti ini tidak hanya baik untuk mengembangkan bakat, namun juga melatih kepercayaan diri anak sehingga mereka bisa tumbuh menjadi lebih berani. Namun perlu diingat, bahwa ajang lomba bukanlah sarana ekspresi ambisi orang tua. Lomba adalah salah satu media tumbuh kembang anak. Jangan lupa berikan semangat positif dan jangan memarahi anak saat si anak gagal menang lomba.
Tips Pilihan Lainnya: