MEMAAFKAN & MELUPAKAN

Sep 23, 2019 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 890x
Begitu lancar kita mengatakan: ”Maaf Lahir Batin” saat menjelang puasa Ramadhan, dan kelak di hari Raya yang Fitri itu, lengkap dengan …seputih kapas, sebening kaca... yang terasa begitu klise dan tidak personal karena dikirim dengan perintah “send to all” melalui SMS, dengan niat , “yang lain juga begitu-lah!”.
Bila kita pernah punya masalah dengannya, kita punya peluang mengatakan, “Ah, bersih-bersih diri menjelang puasa, maafin saja-lah “ atau bisa juga malah bersumpah, selama hayat dikandung badan, tak ada maaf bagimu! Yang pertama biasanya tentang kesalah pahaman karena informasi yang tidak jelas, cara pandang masalah yang berbeda, atau sekedar prasangka. Dengan bicara, mempertukarkan informasi ataupun menyamakan persepsi, masalah begini akan cepat selesai, no hurt feeling! Tak ada yang terluka.

Dalam & Menyakitkan

Tetapi bagaimana dengan luka hati yang mendalam? Sumbernya adalah ketidakadilan, kekejaman fisik dan psikis berkepanjangan serta pada beberapa orang, pelecehan seks hingga perkosaan. Kesemua ini lazimnya menempatkan si korban dalam posisi tak berdaya, tak bisa melawan, tak berani atau malah merasa, saat itu, tak punya hak untuk melawannya. Pelaku biasanya adalah sosok yang punya otoritas lebih, sehingga menimbulkan rasa lemah dan lebih rendah pada korbannya. Orang tua, sering tak kita sadari, sering sekali menjadi sumber rasa marah berkelanjutan pada anaknya karena membading-bandingkan, berlaku tidak adil pada salah satu anak, dan acap kali juga miskin pujian dan pengakuan bagi anaknya. Pasangan hidup yang berselingkuh, biasanya juga menimbulkan luka hati mendalam.

Tuhan Saja Memaafkan…

Kalimat ini memperparah emosi yang terpendam, saat korban tak bisa atau belum mampu memaafkan. Terlalu sering orang mengatakan itu, sehingga rasa marah kini malah bercampur dengan rasa bersalah karena tak kunjung mampu mengampuni dan memaafkan. Padahal, karena kita bukan Tuhan-lah, maka ini lalu jadi masalah, bukan? Bila Anda punya masalah dengan luka hati mendalam plus rasa bersalah ini, katakan pada diri Anda bahwa Anda bukan Tuhan, sehingga berhak punya perasaan ini. Setelahnya, barulah Anda bisa melangkah pada step berikutnya, yaitu mengupayakan mengangkat beban emosional yang selama ini menghimpit Anda. Berikutnya menyadari bahwa tekanan emosi dan rasa sakit hati biasanya tidak sepenuhnya dipahami oleh orang yang menyebabkannya, dapat membuat si korban mau membicarakan perasaannya pada orang yang melukainya. Bagaimana kalau orang itu sudah tak ada, atau dalam kasus perkosaan bahkan tidak dikenal? Ini membawa kelangkah berikutnya, menyadari bahwa secara naluriah orang memang memang butuh keadilan, sementara, memaafkan bukanlah hal yang naluriah ada di dalam diri kita. Maka, kita memang harus belajar untuk dapat memaafkan.

Belajar Memaafkan & Melupakan

Setelah menyadari ketiga hal di atas, tengoklah di mana kaki Anda berpijak. Di hari ini, bukan? Luka hati terjadi atas sesuatu di masa lalu, sementara hidup bergerak ke depan. Nah, mulailah menata diri untuk tidak terlalu sering melihat ke belakang! Saat ingatan itu datang, belajarlah untuk memisahkan emosi yang masih lekat di dalamnya. Kadang, orang yang melukai kita kini sudah tua renta. Atau hidupnya lebih menderita dari kita, dan yang lebih sering terjadi, bertambahnya pengalaman hidup selalu memberi peluang bagi kita untuk lebih memahami, mengapa dia melakukannya dahulu. Bila ini berhasil dilakukan, akan ada suatu saat di mana beban itu terasa lebih ringan, karena ternyata kita juga sadar bahwa mempertahankan rasa marah, benci dan dendam ternyata melelahkan. Kemudian, suatu hari kita akan terjaga dan bertanya pada diri, kok, sudah cukup lama, ya, tidak mengingat luka hati? Inilah saat di mana kita sudah berhasil, bukan hanya memaafkan tetapi juga melupakan. Dan, dengan melatih diri untuk fokus pada hari ini dan sibuk merancang hari esok, serta kebijaksanaan yang makin besar untuk memahami orang lain, Insya Allah, kita akan makin mahir memaafkan, walau tak selalu berhasil melupakan.
Tips Pilihan Lainnya: