Air Penghalau Penyakit Ginjal
Dilihat 1132x
Sampai akhir 2011, terdapat sekitar 300.00 penderita gagal ginjal di Indonesia. Hal itu terjadi karena masih banyak masyarakat yang kurang memberikan asupan nutrisi untuk tubuhnya, terutama asupan air.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, air memiliki peran sebagai media transportasi dari sisa-sisa metabolisime untuk dibuang dalam bentuk urin. Dan ginjal merupakan organ yang berfungsi sebagai penyaring darah dan mengeluarkan sisa metabolisme itu. Maka, lanjutnya, jika seseorang kekurangan air, kinerja ginjalnya pun akan lebih berat sehingga dapat mengalami gangguan batu ginjal hingga ginjal kronis.
Penyakit batu ginjal, menurut Parlindungan Siregar, dapat terjadi jika asupan cairan tidak terpenuhi dalam tubuh. Namun ada beberapa jenis minuman yang dapat mengurangi risiko batu ginjal. Antara lain, kopi yang dapat mengurangi risiko sebesar 10%, teh sebesar 14% dan wine sebesar 39%. Tentu saja semua itu dikonsumsi dengan syarat tanpa berlebihan, yaitu sekitar satu cangkir sehari.
Adapun penyakit ginjal kronis atau CKD (Chronic Kidney Disease) dapat terjadi jika seseorang tidak mengonsumsi minuman sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penelitian Strippoli pada 2011, seseorang yang minum air lebih dari 3,2 liter/hari dapat mengurangi risiko CKD hingga 30-50% dibandingkan dengan asupan air yang hanya 1,7 liter/hari.
Hal itu didukung pula oleh bukti penelitian yang dilakukan Francois Peronnet dari Universitas Montreal, Kanada, pada 2011 bahwa orang yang mengonsumsi air mineral minimal dua liter sehari, maka 99% air dalam tubuhnya dapat terganti selama 10-50 hari sehingga asupan air tercukupi. Selain itu, urin yang harus keluar selama satu hari haruslah dua liter agar tidak menimbulkan penyakit ginjal.
Pada intinya, hal terpenting dari menjaga kesehatan ginjal adalah dengan memperhatikan pola hidup sehat dan gizi seimbang. Tentu saja asupan air merupakan zat gizi yang perlu dikonsumsi dalam jumlah besar. Dan sebelum mengonsumsinya, pastikan dahulu kualitas air yang bersih.
Seperti yang diungkapkan oleh Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, air memiliki peran sebagai media transportasi dari sisa-sisa metabolisime untuk dibuang dalam bentuk urin. Dan ginjal merupakan organ yang berfungsi sebagai penyaring darah dan mengeluarkan sisa metabolisme itu. Maka, lanjutnya, jika seseorang kekurangan air, kinerja ginjalnya pun akan lebih berat sehingga dapat mengalami gangguan batu ginjal hingga ginjal kronis.
Penyakit batu ginjal, menurut Parlindungan Siregar, dapat terjadi jika asupan cairan tidak terpenuhi dalam tubuh. Namun ada beberapa jenis minuman yang dapat mengurangi risiko batu ginjal. Antara lain, kopi yang dapat mengurangi risiko sebesar 10%, teh sebesar 14% dan wine sebesar 39%. Tentu saja semua itu dikonsumsi dengan syarat tanpa berlebihan, yaitu sekitar satu cangkir sehari.
Adapun penyakit ginjal kronis atau CKD (Chronic Kidney Disease) dapat terjadi jika seseorang tidak mengonsumsi minuman sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penelitian Strippoli pada 2011, seseorang yang minum air lebih dari 3,2 liter/hari dapat mengurangi risiko CKD hingga 30-50% dibandingkan dengan asupan air yang hanya 1,7 liter/hari.
Hal itu didukung pula oleh bukti penelitian yang dilakukan Francois Peronnet dari Universitas Montreal, Kanada, pada 2011 bahwa orang yang mengonsumsi air mineral minimal dua liter sehari, maka 99% air dalam tubuhnya dapat terganti selama 10-50 hari sehingga asupan air tercukupi. Selain itu, urin yang harus keluar selama satu hari haruslah dua liter agar tidak menimbulkan penyakit ginjal.
Pada intinya, hal terpenting dari menjaga kesehatan ginjal adalah dengan memperhatikan pola hidup sehat dan gizi seimbang. Tentu saja asupan air merupakan zat gizi yang perlu dikonsumsi dalam jumlah besar. Dan sebelum mengonsumsinya, pastikan dahulu kualitas air yang bersih.
Tips Pilihan Lainnya: