Pro dan Kontra Membedung Bayi

Nov 17, 2017 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 741x
Membedung atau membebat bayi yang baru lahir dengan sehelai kain kerap dilakukan oleh para orang tua di Indonesia. Dan ternyata hal itu juga banyak dilakukan di sejumlah negara. Namun para ahli memperingatkan, membedung bisa berakibat buruk bagi pinggul bayi.

Teknik itu memang sering diterapkan orang tua karena dapat menenangkan dan membantu bayi mereka tidur. Namun para peneliti menekankan ada hubungan antara membedung dengan risiko osteoartritis dan penggantian pinggul saat mereka berusia lanjut nanti.

“Membedung merupakan faktor risiko untuk DDH (developmental dysplasia of the hip),” tulis Nicholas Clarke, ahli bedah ortopedi untuk anak-anak, dalam jurnal Inggris, Archives of Disease in Childhood. “Untuk perkembangan pinggul yang sehat, kedua kaki harus dapat menekuk bebas ke atas dan keluar. Posisi tersebut memungkinkan perkembangan alami persendian pinggul.”

Dia menambahkan, “Kedua kaki bayi tak seharusnya terbungkus lurus dengan ketat.” Nicholas mengutip angka bahwa sekitar 90 persen bayi di Amerika Utara saat ini dibedung selama beberapa bulan pertama hidup mereka, dan hal itu meningkatkan permintaan untuk kain bedung hingga 61 persen di Inggris dan 2010-11.

Membedung dipercaya telah dilakukan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, dan dianggap meniru pengalaman bayi selama dalam rahim dengan menciptakan rasa hangat dan aman lewat tekanan ringan pada sekujur tubuh bayi.

Hal itu tak populer di Barat beberapa dekade yang lalu karena kekhawatiran akan efek buruknya, tetapi tetap umum dilakukan di kawasan Timur Tengah dan sejumlah komunitas suku.

Sebuah program edukasi di Jepang yang menentang tindakan membedung bayi berhasil menurunkan prevalensi dislokasi pinggul hingga setengahnya, ungkap Nicholas. Dia menambahkan, kain bedung harus longgar agar bayi bisa bebas menggerakkan dan melenturkan pinggulnya.

Mengomentari artikel Nicholas Clarke, ahli bedah ortopedi Andreas Roposh dari rumah sakit anak Great Ormond Street di Londong, mengiyakan bahwa memang ada bukti membedung dapat memengaruhi perkembangan normal pinggul bayi. “Membedung, menurut saya, tak seharusnya dilakukan jika tak memiliki manfaat kesehatan, dan hanya menimbulkan risiko bagi perkembangan pinggul yang masih belum dewasa,” ungkapnya dalam komentar yang didistribusikan oleh Science Media Centre.

Sementara Alastair Sutcliffe, dokter anak dari University College London, menekankan bahwa di negara-negara seperti Nigeria, di mana para wanita secara tradisional menggendong bayi mereka dengan kedua kaki meregang keluar di sekitar pinggang para wanita itu, tak terlihat adanya kasus dislokasi pinggul.

“Saya menyarankan, jika bayi memang perlu dibedung agar dapat tidur nyenyak, maka sebaiknya orang tua membebat bayi mereka dengan longgar saja, terutama di sekitar area pinggul, agar kaki bayi masih dapat bergerak bebas,” katanya.
Tips Pilihan Lainnya: