Yuk, Kenalkan Buku Sejak Dini Kepada Anak

Dec 05, 2017 | / Tips / Umum |
Rate:
Dilihat 1052x
Tahukah Anda bahwa pada lima tahun pertama kehidupannya, otak anak berkembang dengan sangat pesat dibanding pada tahapan usia selanjutnya? Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan rangsangan yang tepat agar perkembangan otak anak dapat berkembang maksimal di masa penting pertumbuhannya. Salah satunya adalah dengan membaca. Di sini, yang dimaksud bukanlah meminta anak untuk membaca buku sendiri, tapi mengenalkan buku sejak dini kepada anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan agar pengetahuan dan wawasan anak bertambah, namun juga mampu membuat anak gemar membaca. Berbeda dengan mengajari anak membaca. Mengajak anak belajar membaca di usia dini bukannya akan membuat anak gemar membaca, justru akan membuat anak benci dengan kegiatan membaca karena mengajarkan anak membaca di usia dini tidak sesuai dengan tahapan perkembangan kognitifnya (Selengkapnya silakan baca artikel “Calistung Untuk Anak Usia Dini, Tepatkah?”). Ada beberapa langkah yang dapat Anda terapkan untuk mengenalkan buku sejak dini kepada anak:

Membacakan buku dengan suara keras, jelas dan berirama

Mengenalkan bacaan bisa dimulai sejak minggu-minggu pertama kelahirannya dengan cara ibu membacakan buku dengan suara keras, jelas dan berirama, boleh pula disertai nyanyian atau variasi seperti menirukan suara binatang atau mengganti karakter suara sesuai tokoh yang diperankan. Walaupun kegiatan ini tampaknya “sia-sia” karena bayi belum bisa memberikan respon secara langsung, namun sebenarnya bayi sudah mampu menangkap suara sang ibu. Saat ibu membacakan buku cerita atau buku apapun, bayi merasa seperti diajak ngobrol dan bercerita. Pada saat inilah perkembangan bahasanya terangsang, keterampilan berpikirnya berkembang sedikit demi sedikit dan perkembangan emosinya pun semakin baik. Menurut penelitian, bayi yang dibacakan buku sejak lahir mempunyai kemampuan bahasa yang lebih tinggi daripada bayi lain yang tidak mendapat rangsangan baca. Bahkan bagi seorang anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus seperti anak autis, down syndrome atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), terapi “membaca” ini mampu membantu perkembangan otak, emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.

Kapanpun setiap ada kesempatan

Membacakan buku cerita bisa dilakukan kapan saja setiap ada kesempatan. Bisa dilakukan ketika anak menyusu, sehabis mandi atau sebelum tidur. Semakin sering Anda melakukan kegiatan ini, maka ketertarikan anak terhadap buku akan semakin besar. Usahakan tidak ada paksaan dalam melakukannya. Misalnya ketika Anda lelah setelah beraktivitas seharian, namun demi “kewajiban”, Anda terpaksa melakukannya. Sesuatu yang dikerjakan secara terpaksa memang tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali lelah yang bertambah. Bayi pun mampu merasakan bahwa sang ibu melakukannya dengan terpaksa, hasilnya bukannya sang anak akan lebih tertarik dengan buku malahan akan membuat anak membenci buku itu sendiri karena merasa tidak nyaman. Pokoknya yang terpenting lakukanlah kegiatan ini dalam keadaan seriang dan semenarik mungkin agar pesan Anda sampai padanya. Selain itu komunikasikan dengan bayi Anda posisi apa yang diinginkannya, apakah ingin dipangku, sambil duduk atau berbaring agar bayi merasa nyaman.

Jadikan buku mainan pertama anak

Orang tua hendaknya tidak perlu marah ketika mendapati sang anak melempar-lempar buku, menggigitnya atau menyobek tiap-tiap halamannya. Ini adalah salah satu cara anak berinteraksi dengan buku, dengan begini pula anak akan semakin akrab dengan buku. Menurut para ahli, sekali Anda memarahi ketika anak merusak atau menggigit buku, maka pada saat itu pula ketertarikan mereka terhadap buku berkurang. Untuk menghindari hal ini, pilihlah buku yang sesuai untuk bayi, biasanya yang terbuat dari kain, plastik atau karton tebal dengan warna-warni yang mencolok dan gambar yang besar. Seiring berjalannya waktu, anak akan mengerti bagaimana cara memperlakukan buku dengan baik. Kandungan isi buku juga perlu diperhatikan, pilihlah buku yang kaya makna dengan struktur penceritaan yang jelas. Artinya bacaan tidak hanya sekadar bacaan namun ada pesan moral baik yang dengan mudah dapat ditangkap oleh anak, karena bagaimanapun juga bacaan dapat mempengaruhi karakter anak.

Beberapa menit pun berharga

Menginjak umur satu tahun, biasanya anak mulai aktif bergerak dan cepat merasa bosan ketika harus duduk lama di tempat yang sama. Untuk itu, orang tua tidak perlu memberi target bahwa satu buku harus selesai pada saat itu juga. Tak apalah kali ini cerita terpotong, lain waktu bisa diteruskan kembali. Atau bisa juga Anda memilih buku yang memang memiliki alur cerita yang pendek, jadi tak perlu khawatir kalau harus menyambung cerita. Bisa juga Anda menyiasati dengan membiarkan anak membuka sendiri halaman bukunya. Ceritanya jadi lompat-lompat karena halamannya tidak urut? Tidak masalah, yang penting kegiatan membaca tetap berlangsung menyenangkan. Ketika Anda membacakan cerita, gunakanlah jari untuk menelusuri kata demi kata, selain untuk membantu menjaga konsentrasi, anak jadi lebih tahu di mana letak kata-kata tersebut berasal.

Jangan bosan membacakan buku yang sama secara berulang-ulang

Anak umur dua tahun biasanya sudah mempunyai buku favoritnya sendiri. Biasanya sebelum tidur atau pada kesempatan lain mereka minta dibacakan buku tersebut berulang-ulang. Orang tua hendaknya jangan merasa bosan ketika mereka meminta Anda melakukan itu. Percayalah, anak tidak bermaksud untuk mempermainkan Anda, melainkan mereka menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap buku tersebut. Kalaupun bosan melanda, Anda bisa berimprovisasi misalkan dengan mengubah gaya membaca atau divariasikan ending-nya menurut versi anak maupun Anda.

Dengarkan cerita mereka

Terkadang anak-anak mempunyai cerita yang ingin dibagikan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya. Meskipun ceritanya tidak berurutan, susunan katanya tidak pas atau berulang-ulang, tetap harus didengarkan dan ditanggapi dengan baik. Hal ini dapat melatih anak dalam berkomunikasi sekaligus menambah kepercayaan diri anak. Selain beberapa langkah di atas, yang perlu diperhatikan agar anak gemar membaca adalah orang tua hendaknya memberikan contoh pembaca yang baik. Anak adalah peniru yang ulung, jadi untuk membiasakan anak membaca, orang tua juga harus suka membaca. Jangan ketika anak mulai tertarik membaca, orang tua malah asyik menonton televisi. Menonton televisi memang tidak dilarang, namun ada baiknya orang tua memberikan porsi yang tepat agar kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini tidak menguap sia-sia.
Tips Pilihan Lainnya: