Rate:
Jun 04, 2014 5322
Anak merengek karena Anda melarangnya menonton televisi jelang jam tidur, atau Anda seringkali kesulitan meminta si kecil berhenti bermain bola di dalam ruang tamu atau keluarga. Jika hal ini masih sering Anda alami di rumah, tandanya Anda belum cukup mahir mengatakan "tidak" pada anak untuk mendisiplinkannya. Pengasuhan di era modern kerap menyarankan orangtua untuk bersikap lebih demokratis. Yakni bernegosiasi untuk menghindari konfrontasi, dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Namun, terkadang cara ini tak berhasil dan orangtua cenderung frustasi menghadapi anak yang tak mau mendengarkan orangtuanya. Banyak orangtua mengalami hal ini, barangkali Anda salah satunya. Kegiatan sosial untuk anak dan keluarga berskala nasional di Inggris, 4Children melaporkan lebih dari 50 persen orangtua mengaku rutin mengalami konflik dengan anak-anak. Seperti adu argumen dengan anak, bahkan konflik ini dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga. Orangtua mungkin sudah membekali diri dengan ilmu pengasuhan, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Namun ketika si anak lahir, orangtua minim dukungan dan masih harus bergelut dengan berbagai konflik dalam pengasuhan. Alhasil, banyak orangtua yang mengalami konflik saat mengasuh anak. Mungkin, hanya tujuh persen orangtua yang mengklaim tak mengalami konflik ini dan memiliki kehidupan yang damai dengan anak-anaknya. Agar anak mau menuruti permintaan orangtua, setiap keluarga memiliki resep masing-masing. Setiap keluarga punya cara berbeda, karena pada dasarnya anak-anak merupakan pribadi unik yang tak sama satu dengan lainnya. Disiplin juga perlu diterapkan dalam keluarga, dengan meminimalisasi negosiasi. Artinya orangtua tak selalu harus memberikan pilihan kepada anak-anak. Mungkin cara ini terdengar kuno, namun ada waktunya anak-anak juga harus patuh pada perkataan orangtua apalagi jika ruang negosiasi yang sudah terbuka selama ini, hanya berujung pada konflik dan membuat orangtua semakin frustasi menghadapi tingkah laku anak-anak. Metode 1-2-3 Meski ruang negosiasi tak lagi longgar, dan Anda menerapkan kedisiplinan bukan berarti orangtua bersikap kaku terhadap anak-anaknya. Anda bisa mencontoh cara Anna Maxted, penulis buku The Horrible Princess (Tom And Matt) yang menerapkan metode 1-2-3 Magic. Metode ini dapat Anda pilih sebagai panduan pengasuhan yang dirancang oleh psikolog klinis Dr Thomas W Phelan. Cara ini bisa menjadi senjata ampuh orangtua untuk mengambil alih kendali di rumah, terutama terhadap anak usia empat. Dr Phelan menyarankan orangtua untuk berhenti bernegosiasi dengan anak, karena sebenarnya anak-anak tak tertarik dengan argumen orangtuanya. Jika anak mengabaikan Anda yang memintanya berhenti ngemil biskuit jelang waktunya makan, alihkan amarah Anda. Jangan terpancing emosi dengan sikapnya, tapi mulailah beri peringatan tegas. Sekali Anda memeringatinya, dan anak mengabaikannya, katakan dengan tegas, "Oke, satu kali". Lalu anak Anda masih bersikeras dengan sikapnya, dan menolak ajakan Anda setelah lima detik kemudian, katakan, "Dua kali". Jika sampai hitungan ketiga yang merupakan peringatan akhir, anak masih juga tak mendengarkan Anda, berikan hukuman lima menit dengan memintanya ke luar ruangan atau minta ia masuk dalam kamar. Setelah lima menit, izinkan anak kembali bergabung bersama Anda di ruang makan misalnya, namun jangan memulai diskusi apa pun dengannya. Boleh jadi anak-anak Anda akan menganggap orangtuanya kejam. Barangkali mereka akan menyebut Anda dengan mengutarakan kata-kata seperti, "Aku benci Ibu, Ibu jahat". Mengenai hal ini Dr Phelan menyarankan orangtua untuk menyingkirkan emosi saat menerapkan disiplin, sehingga Anda bisa mengontrol temperamen termasuk temperamen anak-anak. Cara ini terbukti berhasil bagi keluarga Maxted. Anak-anak pun menjadi lebih menghargai orangtua, dan waktu yang tadinya terpakai untuk bernegosiasi dengan anak sambil beradu argumen, justru bisa dimanfaatkan orangtua untuk bermain bersama anak-anaknya.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 2898
Baik ibu bekerja maupun bu rumah tangga memilih popok sekali pakai sebagai perlengkapan wajib bayi. Popok sekali pakai menjadi pilihan, baik sebagai kebutuhan utama bayi atau pun sebagai pelengkap popok kain yang juga digemari kaum ibu. Popok sekali pakai biasanya menjadi andalan orangtua saat mengajak bayi bepergian atau di waktu malam untuk memastikan bayi tertidur pulas, tanpa terganggu karena popok yang basah. Menurut Ivo Ananda (29), ibu tiga anak yang berprofesi sebagai presenter TV lokal di Surabaya, pemenuhan kebutuhan akan popok sekali pakai ini semestinya diikuti dengan edukasi yang tepat. Pasalnya penggunaan popok sekali pakai tak hanya sekadar membuat bayi nyaman atau demi alasan kepraktisan, namun juga memengaruhi tumbuh kembang bayi. "Banyak ibu yang memilih popok sekali pakai karena coba-coba atau karena penghematan, terutama ibu muda. Padahal popok sekali pakai, terutama yang dipakaikan pada bayi saat tidur, memengaruhi kualitas tidurnya yang berdampak pada pertumbuhan bayi," jelas Ivo kepada Kompas Female di sela festival Happynesia memeringati HUT Surabaya ke 719, di Surabaya Plaza, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Mengedukasi kaum ibu muda mengenai popok sekali pakai inilah yang menjadi tugas Ivo dengan peran barunya sebagai Key Opinion Leader dari sebuah merek popok sekali pakai premium. Pemilihan popok sekali pakai yang tepat, dapat mendukung berbagai aktivitas bayi. Saat tidur, bayi yang memakai popok berkualitas dapat tidur lebih nyaman dan nyenyak, sehingga hormon pertumbuhan dapat berproduksi lebih optimal. Sementara saat bermain, popok sekali pakai yang tepat dan berkualitas, tak membuat bayi terbatas dalam bergerak. Alhasil, bayi pun bisa melakukan berbagai aktivitas atau permainan yang menjadi stimulasi bagi pertumbuhannya. Bagi Ivo, banyak kaum ibu yang membutuhkan pemahaman mengenai pemilihan popok sekali pakai ini."Banyak ibu yang belum memakaikan popok berkualitas baik pada bayinya. Harga mahal juga bukan menjadi jaminan kualitas popok sekali pakai. Sejauhmana daya serap dan fleksibilitas popok bisa mendukung aktivitas bayi, itu yang perlu dipertimbangkan," ungkapnya. Melalui talkshow di televisi, radio, dan berbagai kegiatan parenting di Surabaya, Ivo berbagi pengalaman mengenai popok sekali pakai. Baginya, orangtua di Surabaya membutuhkan lebih banyak kegiatan parenting yang sifatnya lebih mengedukasi. "Antusiasme-nya tinggi, dan memang orangtua muda di Surabaya membutuhkan lebih banyak kegiatan parenting," jelasnya. Selain pemilihan popok sekali pakai untuk mendukung tumbuh kembang bayi, informasi lain terkait popok sekali pakai juga dibutuhkan orangtua. Seperti, pembelajaran melepas popok dan mengajarkan batita mengenai toilet training. Meski popok sekali pakai dibutuhkan, bukan berarti orangtua bergantung penuh padanya. Batita juga mulai bisa diajarkan melepas popok secara bertahap. Mantan Gadis Sampul ini pun berbagi pengalaman pribadinya, "Mulai usia 1,5 sampai dua tahun, anak saya tak lagi pakai popok. Kecuali kalau sedang bepergian. Anak mulai bisa lepas popok dan mandiri di usia empat tahun," tutupnya. Bagaimana dengan Anda, informasi apa saja mengenai popok sekali pakai yang dibutuhkan dan penting diketahui orangtua sebelum membelinya?
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 3581
Si kecil suka mengadu? Bukan hanya wajar, tapi juga melatih kemampuannya berkomunikasi dan mengungkapkan pendapat. Sikapi dengan bijak agar manfaatnya didapat. Seperti dikatakan Susanne Denham, profesor psikologi perkembangan dari George Mason University, Amerika Serikat, anak usia 18 bulan sudah bisa mengadu karena sudah muncul insting persaingan. Si kecil ingin mendapatkan dukungan dari orang lain, sehingga ia pun mengadu. Namun, perilaku mengadu yang ditunjukkan batita berbeda dari orang dewasa yang suka mengadu. Pada orang dewasa, mengadu identik dengan perilaku negatif, karena dilatarbelakangi kepentingan atau keuntungan pribadi si pengadu. Sementara mengadu pada batita terkait dengan perkembangan kemampuannya di usia itu. Sehingga tak perlu khawatir si kecil akan tumbuh menjadi pribadi si pengadu alias anak yang suka mengadu. Kenali enam alasan mengapa si kecil suka mengadu ini. 1. Moral. Di usia batita, si kecil mulai memiliki nilai moral. Ia bisa menilai perilaku anak lain apakah melanggar aturan atau tidak. Ketika kakaknya memukulnya, itu adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan. Ia tahu karena kita sudah menjelaskan nilai-nilai moral sebelumnya, salah satunya "tidak boleh menyakiti atau memukul orang lain". Nah, karena si batita tak mampu mengatasinya sendirian, ia meminta dukungan orangtua dengan cara mengadukan perilaku kakaknya. 2. Mendapatkan perhatian. Batita sedang senang-senangnya menjadi pusat perhatian, tak boleh ada orang lain yang lebih diperhatikan oleh orangtua dibandingkan dirinya. Ketika merasa dirugikan, ia akan mengadu kepada orangtuanya untuk mendapatkan perhatian. Nah, ia merasa senang jika orangtua merespons aduannya, membelanya, kemudian memerhatikan kemauannya. Di lain waktu, ketika merasa dirugikan lagi, ia akan mengadu lagi ke orangtuanya. Meski selintas terlihat negatif, namun hal ini terbilang wajar, karena batita belum memahami konsep berbagi. Yang terpikirkan saat itu, orangtua hanya memikirkan dirinya, bukan orang lain. 3. Persaingan. Mengadu pun bisa menjadi wujud dari persaingan antara adik dan kakak atau sebaliknya, umumnya bersaing untuk mendapatkan perhatian dari orangtua antara kakak-adik. Biasanya hal ini terjadi pada kakak-adik yang usianya tak berbeda jauh, kurang dari dua tahun. Pasalnya, kakak-adik dengan jarak usia yang dekat memiliki kebutuhan, keinginan, kesenangan yang sama. Si adik yang merasa kesulitan bersaing dengan kakaknya lantas meminta bantuan kepada orangtua dengan cara mengadu. Apalagi anak sadar jika saat itu ia adalah center of attention atau pusat perhatian sehingga ia yakin akan mendapatkan dukungan dari orangtuanya. 4. Menguasai. Jika obyek pengaduannya adalah adik, maka alasan mengadunya biasanya karena anak ingin diakui "kekuasaannya", hal ini kerap terjadi pada batita akhir atau usia di atasnya. Sering, kan, kita menasehati si kakak untuk menjaga, menyayangi, dan memerhatikan adiknya? Si kakak seakan mendapatkan mandat untuk mengontrol atau "berkuasa" terhadap adiknya. Ketika si kakak melarang adiknya merangkak keluar rumah namun adiknya tak mengindahkan, maka si kakak akan mengadu ke orangtuanya. Ini semata untuk menunjukkan "kekuasaan" si kakak dan meminta orangtua mengakuinya. 5. Kurang perhatian atau ingin lebih diperhatikan. Jika anak kurang diperhatikan, sangat mungkin ia akan sering mengadu. Apalagi batita memang sedang butuh perhatian dari orang-orang di sekitarnya, terutama orangtua. Pada beberapa anak, meski sudah diperhatikan, ia ingin mendapatkan perhatian lebih dari biasanya. Umumnya, anak yang ingin mendapatkan perhatian lebih karena selalu dibandingkan dengan kakak atau adiknya, "Adek sudah mandi, Kakak kok belum?" Nah, ketika si kakak sudah mandi, ia akan mengadukan adiknya yang belum mandi. 6. Orangtua tidak objektif. Perilaku orangtua pun berperan terhadap perilaku mengadu pada anak, yaitu orantua sering berlaku tidak objektif kepada anak-anaknya. Ketika si adik menangis, orangtua langsung menyalahkan si kakak padahal belum tentu demikian. Jika kelak si adik menangis karena ulah kakaknya, maka dengan mudah ia akan mengadu ke orangtuanya. Ia yakin orangtuanya akan membelanya karena sebelumnya sudah belajar dari perilaku yang ditunjukkan orangtuanya.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 3803
Setiap orangtua pasti ingin punya anak yang pandai. Namun selama ini orangtua lebih mengutamakan kepandaian kognitif, padahal kecerdasan emosional dan character building juga tidak kalah penting. Bahkan, pembentukan karakter dan kecerdasan emosional sebaiknya sudah dilakukan saat anak berusia 3-7 tahun. Orangtua bisa menstimulasi kecerdasan emosional anak dengan cara mendongeng. Karena, proses dalam mendongeng juga bisa membantu anak meningkatkan kecerdasan emosional sekaligus merangsang kecerdasan kognitif mereka. Dongeng juga bersifat fleksibel, karena materinya tidak harus dari buku-buku cerita. "Selain berupa cerita tentang lingkungan, atau nilai-nilai moral, dongeng juga bisa menjadi alternatif cara untuk memelajari materi pelajaran di sekolah," tukas pendongeng Awam Prakoso, saat talkshow di Hongkong Cafe, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dengan sedikit kreativitas dan imajinasi, orang tua bisa membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah dengan cara yang lebih menyenangkan melalui dongeng. Ditambahkan Awam, karena pada dasarnya semua orang suka bercerita, maka sebenarnya proses mendongeng ini bisa dilakukan oleh semua orang. "Semua jenis materi pelajaran bisa didongengkan, misalnya pelajaran matematika, bahasa, sampai pelajaran kebudayaan," tukas pendongeng dari Kampoeng Dongeng ini. Misalnya saat belajar penjumlahan matematika, orangtua bisa membantu si kecil untuk berimajinasi dengan karakter binatang yang ada di hutan dan menjumlahkan semua binatangnya. Menurut penelitian, situasi belajar yang terlalu serius akan membuat anak menjadi stres dan menyebabkan kapasitas otak anak untuk menyerap pelajaranmenurun sebesar 25 persen. Karena itu cara belajar yang menyenangkan dapat membantu anak terbebas dari stres akibat tekanan belajar yang mereka alami. "Setelah seharian belajar di sekolah, di rumah mereka harus rileks agar tidak stres dan depresi," tukas psikolog anak Efnie Indrianie, MPsi, dalam kesempatan yang sama. Ditambahkan Efnie, salah satu kunci sukses untuk mendidik anak menjadi pandai dan kreatif adalah dengan membuat situasi belajar terasa menyenangkan dan membuat mereka gembira. Namun, belajar yang dimaksud bukan sekadar memelajari materi pelajaran, melainkan semua proses belajar yang dibutuhkan anak dalam pertumbuhannya, termasuk bermain. "Pola pikir anak terhadap segala sesuatu masih abstrak sehingga mereka butuh situasi yang fun untuk belajar, agar lebih mudah memahami maksudnya," jelasnya. Untuk menghindari ketergantungan anak pada proses belajar dengan cara dongeng, Efnie menyarankan agar porsi untuk belajar kreatif melalui dongeng dan proses belajar yang sebenarnya disesuaikan. "Proses belajar kreatif bisa dilakukan selama 20 menit saja setelah makan malam. Sisanya, biarkan mereka belajar dengan cara yang biasa," sarannya.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 3816
Sebagai orangtua, Anda tentu ingin anak tertib dan menghargai hak orang lain. Untuk itu peniting mengajarkan perilaku mengantre kepada si prasekolah. Mengantre sama maknanya dengan bergilir. Mengantre adalah menunggu giliran dengan tertib, dan merupakan bagian dari norma sosial dalam hidup bermasyarakat. Anak yang menaati norma itu, ia akan dihargai. Demikian pula sebaliknya. Perilaku mengantre tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan latihan dan pembiasaan dari lingkungan yakni orangtuanya. Saat mengajarkan perilaku mengantre, ada kemungkinan anak menyerobot antrean. Tak perlu khawatir, perilaku ini masih wajar dilakukam anak prasekolah sebab ia masih perlu banyak latihan. Untuk itu, saat mengajarkan perilaku mengantre, ada beberapa rambu yang sebaiknya diperhatikan oleh orangtua, di antaranya: * Ketika anak "berulah". Ada kemungkinan anak akan "berulah" seperti memotong antrean atau tidak mau mengantre. Tetaplah tenang, hindari menegur anak dengan berteriak atau memarahinya di tempat. Sebaliknya orangtua disarankan bersikap hangat, responsif, tapi juga tegas melarang bila anak tidak mau mengantre atau memotong antrean. Dengan demikian, anak mengetahui dan menyadari, orangtua tidak marah atau benci, melainkan ia bersikap konsisten saat mengajarkan perilaku bergiliran. * Berikan penghargaan. Jika anak mau menunggu giliran, berilah pujian atau pengakuan bahwa perilakunya baik. Jangan sekadar bilang bagus, pintar atau hebat, namun tunjukkan ketertarikan atas kemajuan anak. "Hebat ya Kakak, sabar menunggu antrean. * Jadilah contoh bagi anak. Ketika harus bergiliran, sebaiknya tertib mengantre. Dengan demikian, anak mengetahui, mengantre adalah perilaku baik yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. * Berikan penjelasan tentang durasi waktu menunggu. Upayakan memberikan penjelasan singkat tentang berapa lama anak harus menunggu. Anak usia prasekolah belum mampu memahami durasi waktu baik menit mau pun jam. Untuk memudahkan pemahaman anak, cukup katakan sekarang giliran A, lalu B, kemudian gilirannya. Atau cukup dengan mengatakan "Tunggu ya sayang, giliranmu belum, tunggu setelah yang baju merah selesai ya."
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 1737
Kehamilan akan memengaruhi bentuk tubuh perempuan secara berbeda. Setiap perempuan hamil mengalami perut membesar, namun bentuknya bisa berbeda. Sebagian bumil mengalami perut membesar yang cenderung rendah namun ada juga yang cenderung tinggi. Apa pun kondisinya, bumil bisa tetap terlihat menarik dengan padu padan busana yang tepat. Untuk memberikan solusi penampilan pada bumil, stylist ternama Alison Deyette, Amy Tara Koch, Leka Dobbs memberikan kiatnya. Membesar cenderung rendah Dalam berpenampilan, fokuslah pada area tubuh lain untuk mengalihkan perhatian dari perut Anda. Pakai rok model pensil untuk memberikan kesan panjang pada tubuh dengan menonjolkan area kaki. Untuk menyamarkan bentuk tubuh pilih rok warna gelap atau hitam berbahan denim. Tarik perhatian ke bagian atas, dengan menggunakan atasan V-neck berwarna terang berukuran panjang menutupi perut. Jika nyaman, pakai sepatu model wedge. Jangan lupa pakai aksesori seperti anting panjang atau kalung. Busana atasan dengan aksen pada pinggang dan berleher V, dapat menjadi andalan lainnya. Atasan model ini menonjolkan penampilan di area atas dan memberikan aksen pada garis pinggang yang membesar. Tambahkan cardigan dengan ukuran lebih pendek dari baju atasan, untuk memberikan proporsi seimbang. Perut yang rendah membuat Anda terlihat lebih besar, jadi pakai celana panjang model boot cut warna gelap untuk menyiasatinya. Anda juga bisa memilih alas kaki model flat. Membesar cenderung tinggi Dada dan perut terlihat seperti menyatu. Jika ini bentuk tubuh yang Anda miliki saat hamil, tak perlu khawatir. Penampilan Anda tetap akan terlihat proporsional dengan pemilihan busana yang tepat. Fokus utamanya adalah tampil dengan busana bersiluet feminin tanpa banyak detil dan aksen untuk memberikan efek ramping. Terusan color block menjadi andalan bagi bumil tipe ini. Pilih terusan dengan warna kontras pada bagian atas dan bawah. Anda juga bisa menggunakan ikat pinggang berukuran kecil, di atas perut, saat menggunakan terusan berbahan kaos. Ikat pinggang berguna sebagai pemisah bagian atas dengan perut yang membesar. Padankan dengan sepatu flat berbahan kanvas, dan tas berwarna cerah. Kalung dan bangle juga bisa menambah cantik penampilan Anda. Pilihan busana lainnya adalah atasan berbahan sutera atau stretch jersey. Pilih busana dengan aksen di area garis dada bawah. Untuk menyiasati bagian atas yang membesar, pilih celana panjang berwarna terang. Pakai kalung model simpel, dan tetap gaya dengan sunglass, juga clutch dan sepatu flat berwarna senada dengan busana.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 5588
Waktu bersalin mungkin masih lama, tapi sudahkah Anda memilih rumah sakit tempat bersalin nantinya? Memilih rumah sakit memang tidak bisa sembarangan, karena hal ini menyangkut kepercayaan, keselamatan manusia, serta kenyamanan si ibu. "Tak hanya itu, fasilitas yang diberikan oleh rumah sakit juga harus termasuk rumah sakit yang sayang bayi," ungkap dr Utami Roesli, SpA, dokter spesialis anak yang juga pakar ASI, saat talkshow "Memilih Rumah Sakit Sayang Bayi" di Grand Indonesia, beberapa waktu lalu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk memilih rumah sakit yang sesuai untuk ibu hamil sekaligus peduli pada keselamatan dan perkembangan bayi, antara lain: 1. Hanya memberikan ASI pada bayi yang baru lahir Seperti yang sudah kita ketahui, bayi baru lahir sebenarnya tidak membutuhkan makanan tambahan lain selain ASI. Rumah sakit yang sayang bayi pasti tidak akan menyarankan pemberian susu formula atau makanan tambahan lainnya untuk bayi. Sistem pencernaan bayi yang baru lahir belum sempurna, sehingga hanya ASI yang bisa membantu memperbaiki agar sistem pencernaan lebih kuat. "Namun, pemberian makanan pendamping bisa saja terjadi, asalkan ada alasan medis yang tepat," tukasnya. Rumah sakit sebaiknya juga men-support agar air susu sang ibu bisa keluar, dan ibu bisa menyusui bayinya dengan lancar. Selain itu, rumah sakit juga harus mendukung upaya IMD (Inisiasi Menyusui Dini), karena selain mendukung kesehatan anak dengan ASI, IMD ini akan membantu peningkatan bonding ibu dan anak. 2. Melakukan rawat gabung Di beberapa rumah sakit, bayi yang baru lahir dipisahkan dari ruangan ibunya. Biasanya bayi diletakkan di ruang bayi, sedangkan ibu di ruang perawatan umum. Hal ini bertujuan agar sang ibu bisa beristirahat dengan baik. Namun menurut dr Utami, rumah sakit yang bersahabat dengan bayi akan memberikan layanan rawat gabung antara ibu dan bayi selama minimal 24 jam pertama. Ibu dan bayi sebaiknya dirawat gabung untuk mempermudah pendampingan proses menyusui, IMD, ataupun pencarian solusi sejak dini jika diketahui ada masalah yang kemungkinan dihadapi bayi. Proses rawat gabung ini bisa tidak dilakukan bila ada suatu kondisi kontraindikasi yang serius dan membahayakan satu sama lain. 3. Mendukung pemberian ASI tanpa jadwal Pada dasarnya, kebutuhan ASI antara satu bayi dengan bayi lainnya berbeda. Maka agak sulit memberi jadwal menyusui yang sama untuk semua ibu dan bayi. Rumah sakit yang sayang bayi tidak akan memberikan jadwal khusus untuk menyusui. Dengan demikian, ibu bisa dengan leluasa menyusui bayinya setiap saat si bayi merasa lapar. 4. Tidak memberikan dot atau empeng pada bayi Jika dalam kondisi tertentu ibu dan bayi harus dirawat terpisah, ibu tentu akan sulit menyusui sang bayi dengan leluasa. Salah satu cara mudah untuk mengatasi tangisan bayi yang lapar adalah dengan memberikan dot atau empeng di mulutnya. Akan tetapi, sebaiknya pilih rumah sakit yang tidak mengatasi masalah dengan dot atau empeng. Cari rumah sakit yang memberikan ASI sang ibu pada bayi dengan menggunakan cangkir, pipet, sendok, atau pipa tabung. "Penggunaan berbagai alat ini sekaligus membuat anak belajar untuk mencari sumber ASI dengan alami, dibandingkan bila diberi dot atau empeng. Mereka akan tergantung pada dot, sehingga kemampuan motorik mereka tidak terlatih," tukasnya. 5. Memiliki kelompok pendukung ibu menyusui Sebagai ibu muda yang baru memiliki anak, Anda pasti sangat butuh support dari orang yang mengalami hal yang sama. Maka, sebaiknya pilih rumah sakit yang memiliki kelompok pendukung ibu menyusui. Rumah sakit seperti ini akan merujuk semua ibu yang baru melahirkan untuk bergabung dalam kelompok tersebut dan membantu mengatasi masalah yang mungkin dialami ibu baru selama merawat atau menyusui bayinya. "Ibu yang baru melahirkan dan masuk dalam kelompok ibu menyusui, akan merasa lebih nyaman dan tenang ketika mendapatkan dukungan, tak hanya dari suami dan keluarga tetapi juga dari rekan lain yang sedang mengalami hal yang sama," bebernya.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 4701
Berbadan dua tidak identik dengan berbaring seharian di ranjang. Kecuali tentu bila itu memang disarankan oleh dokter karena sebab-sebab tertentu. Namun bila kehamilan ibu sehat-sehat saja, justru bumil tetap dianjurkan beraktivitas. Bagi bumil yang bekerja, Anda tetap boleh beraktivitas seperti biasa. Namun ada trik tertentu yang bisa bumil lakukan agar tetap fit beraktivitas, seperti saran dari dr Cindy, SpOG, K FER dari RS Royal Trauma Jakarta, berikut ini: 1. Jangan lewatkan sarapan. Sebelum bergegas ke tempat kerja, sempatkan untuk sarapan. Pastikan menu yang disantap bernilai gizi baik. Selain penting untuk bumil dan janin, sarapan juga menyuplai energi bagi tubuh agar bersiap menghadapi segala aktivitas sepanjang hari. 2. Jangan lupa camilan. Bawalah camilan untuk bekal di perjalanan dan di tempat kerja di siang dan sore hari. Pilih camilan yang menyehatkan. Misal buah-buahan seperti jeruk, selain merupakan camilan sehat, jeruk dapat mengusir rasa mual yang umumnya tengah menimpa ibu hamil muda. Penting minum air putih minimal delapan gelas per hari agar terhindar dari dehidrasi. Untuk itu tak ada salahnya menyediakan selalu makanan kecil dan minuman di meja kerja. 3. Perhatikan asupan gizi. Sesibuk apa pun usahakan makan tepat waktu termasuk makan siang. Untuk memenuhi menu bergizi, Anda bisa membelinya di kantin atau warung yang terjaga kebersihannya. Tentu lebih baik membawa bekal dengan kandungan gizi lengkap dari rumah. Beberapa makanan yang perlu dihindari dan dibatasi adalah makanan yang terlalu pedas (karena dikhawatirkan menyebabkan diare), makanan tinggi kalori rendah gizi (seperti gorengan), makanan pemicu gula darah tinggi (seperti makanan manis dan berlemak) dan makanan tinggi kolesterol. 4. Kenakan pakaian yang nyaman. Pilih pakaian bekerja yang nyaman. Busana dengan bahan katun yang dapat menyerap keringat amat disarankan. Soal model busana, tentu sesuaikan dengan selera, yang paling penting model pakaian itu tidak terlalu sempit sehingga menekan perut dan membuat ibu hamil tidak nyaman. Untuk alas kaki hindari high heels karena bisa menyebabkan otot meregang di sekitar punggung dan pinggang. Selain juga sepatu hak tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Idealnya, sepatu atau sandal ibu hamil hanya memiliki hak tipis dan tidak licin. 5. Atur suhu ruangan. Bila Anda dapat mengatur suhu ruangan kerja, aturlah AC sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral dan suhu tersebut terlalu dingin bagi Anda, siasati dengan membawa baju hangat. Perlu diketahui, suhu ruangan yang terlalu dingin selain membuat bumil jadi lebih sering bolak balik ke toilet, juga bisa menyebabkan pusing, pegal atau kaku di bagian leher dan wajah. 6. Duduk nyaman. Atur posisi kursi sedemikian rupa (tidak terlalu tinggi atau rendah ketimbang meja), sehingga bumil tetap merasa nyaman kala bekerja di depan komputer. Duduklah dengan tegak, bila perlu ganjal bagian punggun dengan bantal kecil. Usahakan telapak kaki tidak menggantung, tapi menapak lantai dengan posisi tungkai kaki tegak lurus. Sesekali selonjorkan kedua kaki atau tempatkan bangku kecil sebagai tempat berpijak agar bumil terhindar dari pelebaran pembuluh darah di kaki ataupun kram. Jika aktivitas bumil mengharuskan banyak berdiri, usahakan diselingi dengan berjalan. Cara ini selain dapat mengusir rasa pegal juga dapat menghindari terjadinya pelebaran pembuluh darah balik (varises). Begitu ada waktu segeralah duduk dan angkat kaki secara lurus. Gunakan kursi tambahan sebagai ganjalannya. 7. Manfaatkan waktu rehat. Selalu manfaatkan jam istirahat untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar tempat kerja. Sekali lagi aktivitas ini berguna untuk mencegah bengkak pada kaki, sehingga sirkulasi darah tetap lancar. Di sela waktu bekerja (setiap 30 menit sekali) sempatkan juga untuk menggerakkan kaki dan jari-jari tangan, bila perlu berdirilah dari kursi kerja Anda dan berjalan sejenak meski hanya untuk mengambil air minum. 8. Bekerja optimal. Usahakan bekerja secara optimal. Susun penugasan dari yang ringan sampai berat, atau sebaliknya tergantung kebiasaan Anda, sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan secara tuntas dan Anda tidak perlu lembur. Hindari mengangkat atau mendorong beban berat karena otot-otot jadi bekerja keras yang justru dikhawatirkan menimbulkan kontaksi. Bila dirasa tak mampu, minta bantuan rekan kerja untuk melakukannya. Bila bumil merasa beban kerja cukup tinggi dan berisiko stres, coba berlatih pernapasan, yoga, dan gerakan-gerakan peregangan. Hal-hal ringan seperti ini dapat mengusir stres dan membuat bumil lebih rileks. 9. Atur waktu cuti melahirkan. Persiapkan waktu cuti melahirkan setidaknya 1-2 minggu sebelum perkiraan bersalin. Masa istirahat yang cukup setelah persalinan bisa membuat ibu mengembalikan kondisi badan serta memberi waktu untuk menyusui. Tuntaskan semua tugas sebelum waktu cuti tiba, prioritaskan pekerjaan dengan tenggat waktu yang lebih dekat. Dengan begitu, sepanjang cuti Anda tak memiliki tunggakan tugas.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 1655
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar naluri keibuan muncul terutama bagi perempuan yang cenderung tomboi atau termasuk tipe perempuan yang dulunya tidak terlalu menyukai anak-anak. Ibu hamil dalam melakukan empat cara sederhana ini: 1. Membaca kisah inspiratif perjuangan ibu dalam mengasuh anak-anaknya atau buku parenting pada umumnya. Apa pun bukunya, pilihlah buku dengan bahasa santai sehingga dapat membuat bumil menikmati setiap lembar buku tanpa kening berkerut. 2. Memperbanyak interaksi dengan anak-anak, misal bermain dengan keponakan, saudara, atau anak tetangga. Bila perlu libatkan diri dalam pengasuhan dan perawatan mereka. Semakin banyaknya interaksi dan komunikasi dengan anak-anak, diharapkan bumil semakin mengenali sifat anak-anak dan dapat belajar mengekspresikan berbagai peran ibu seperti memerhatikan, menyayangi, mengasihi, mendampingi, mengayomi, dan melindungi. 3. Saat dinyatakan positif hamil, sambutlah berita gembira itu dengan rasa syukur. Ingat, tidak semua wanita diberi anugerah bernama kehamilan. Banyak pasangan yang menghabiskan ratusan juta rupiah untuk mendapatkan kehamilan. 4. Nikmati perkembangan janin bulan demi bulan. Cari informasi seputar kehamilan, termasuk apa yang perlu disiapkan menghadapi kehamilan kelak, baik secara fisik dan mental. Dengan menjalani kehamilan sebaik mungkin, ibu hamil secara tidak langsung sudah mengasah naluri keibuannya.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 2856
Perempuan yang mengalami masalah infertilitas tak hanya harus berkonsultasi dengan dokter kandungan, namun juga dokter gizi. Terutama bagi perempuan penderita obesitas yang membutuhkan penanganan ahli gizi untuk memperbaiki pola makannya. "Saya sering menerima 'kiriman' dari dokter kandungan, perempuan yang mengalami obesitas dan ingin hamil. Sebelum kembali menjalani program kehamilan, ia harus bisa menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan yang tepat," tutur dr Pauline Endang Praptini, SpGK, Spesialis Gizi Klinik Universitas Indonesia, seusai peluncuran program pencatatan online pola makan di Jakarta, Rabu (30/5/2012) lalu. Menurut dr Pauline, perempuan yang ingin hamil namun mengalami obesitas harus menjalani diet tepat. Agar program pengaturan pola makan membuahkan hasil maksimal, kedisiplinan menjadi kunci. "Biasanya program ini mengajari mengenai kebutuhan makan yang bisa berbeda pada setiap orang, pola makan, dan olahraga. Evaluasi dilakukan per dua minggu. Jika disiplin, berat badan bisa turun 1 kg per minggu," jelasnya. Dr Pauline mengatakan, keberhasilan program diet untuk penderita obesitas dalam rangka menunjang program kehamilan bergantung pada individu masing-masing. Keberhasilannya tergantung tingkat obesitas dan ketaatan individu," tuturnya. Program pola makan untuk mengatasi obesitas bagi perempuan yang ingin hamil memastikan asupan protein tercukupi. Protein penting untuk pertumbuhan hormon. "Perempuan dengan obesitas produksi hormonnya cenderung tidak stabil, selain juga banyak lemak dalam tubuh sehingga organ tidak bekerja dengan bagus. Lemak menutup organ reproduksi, ovarium tertutup lemak, hal ini bisa menghambat proses kehamilan," jelasnya. Karena itulah, perempuan dengan obesitas sebaiknya fokus menurunkan berat badan, sebelum kembali menjalankan program untuk kesuburan.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 1865
Saat hamil, Anda tentu ingin semuanya berjalan dengan lancar. Pada saat itu, teman-teman dan keluarga pasti akan memberikan saran-saran. Banyak di antaranya yang memenuhi rasa penasaran Anda, namun belum tentu semua saran tersebut benar. Agar Anda tak bertambah cemas karena merasa tidak menjaga kehamilan dengan baik, coba simak beberapa pertanyaan terpopuler soal kehamilan berikut ini: 1. Berapa tambahan kalori yang Anda butuhkan ketika Anda harus "makan untuk berdua"? A. 1.000 B. 500 C. 300 Jawaban: C. Hanya karena ada janin yang harus berkembang di dalam kandungan, tidak berarti Anda bebas mengunyah apa saja dalam jumlah tak terbatas. Bahkan sebenarnya, Anda hanya butuh tambahan sedikit camilan saja dalam sehari, itu pun yang tergolong sehat dan rendah kalori. Misalnya, buah-buahan, atau roti gandum dengan selai kacang. Alas, pregnancy is not a feeding frenzy. In fact, you'll need only a couple of smart snacks a day, like an apple with 2 tablespoons of almond butter, for 300 extra calories total, says Ashley Koff, R.D., of Los Angeles. 2. Berapa cangkir kopi yang boleh Anda konsumsi? A.Tidak ada batasan untuk jenis kopi decaf (tanpa kafein) B. Kurang dari dua cangkir sehari C. Sama sekali tak boleh, termasuk decaf Jawaban: B. Tidak mengonsumsi kafein sama sekali memang yang paling aman, namun kopi ukuran 200 ml sehari masih boleh dikonsumsi. Lebih dari itu, menurut Amanda Williams Calhoun, MD, spesialis kebidanan dan kandungan dari Kaiser Permanente Northern California, bisa meningkatkan risiko keguguran. Jadi, ketimbang membeli kopi ukuran Tall di gerai premium dengan (takaran kafein 260 mg), mending Anda menyeduh sendiri kopi sachet (95 mg per cangkir), atau decaf (2 mg per cangkir). Selain itu, jangan lupa bahwa teh, cokelat, dan minuman kola juga mengandung kafein. 3. Setelah keguguran, berapa lama boleh mencoba hamil lagi? A. Enam bulan B. Dua sampai tiga bulan C. Tidak ada batasan waktu Jawaban: C. Secara medis, sebenarnya Anda tidak harus menunggu untuk mencoba lagi. Bahkan, perempuan yang hamil lagi dalam enam bulan setelah keguguran lebih berpeluang mendapatkan bayi yang sehat, ketimbang yang menunggu enam sampai 12 bulan, demikian menurut sebuah studi yang dimuat di British Medical Journal. 4. Bolehkah mewarnai rambut? A. Jangan pernah B. Boleh, setelah trimester pertama C: Boleh, sebelum trimester ketiga Jawaban: B. Kebanyakan orang mengira mewarnai rambut sama sekali tak boleh dilakukan selama kehamilan. Namun, setelah 12 minggu sebenarnya Anda boleh mengecat rambut. Tidak ada bukti bahwa mewarnai rambut akan membahayakan, namun Dr Calhoun menyarankan untuk tetap berhati-hati dengan menunggu sampai organ-organ utama pada janin telah terbentuk sempurna. Yang ini disarankan: 5. Seks: Berhubungan seks tidak akan menyebabkan keguguran, atau membuat mata bayi membelalak. Malahan, seks bisa meningkatkan aliran darah ke area bawah, sehingga seks akan terasa lebih menyenangkan. Namun ingat, lakukan ketika kondisi kehamilan Anda sudah cukup kuat. 6. Olahraga: Latihan ringan selama 30 menit setiap hari dapat meningkatkan energi, dan mengurangi nyeri pada punggung atau kembung. Bayi yang lahir dari ibu yang rajin berolahraga ketika hamil juga akan memiliki jantung yang lebih sehat. 7. Naik pesawat: Bepergian dengan pesawat terbang boleh dilakukan setelah usia kehamilan 14 minggu. Sebelum waktu tersebut, guncangan di atas pesawat dikhawatirkan akan menyebabkan kontraksi dan meningkatkan risiko keguguran. Naik pesawat sebaiknya tak dilakukan lagi setelah usia kehamilan 36 minggu, karena Anda bisa sewaktu-waktu melahirkan. Tidak disarankan: 8. Minum alkohol: Tidak ada bukti bahwa alkohol aman untuk janin. Situs kehamilan The March of Dimes bahkan mengatakan bahwa konsumsi dalam jumlah sedikit pun bisa menyebabkan masalah perilaku pada anak di masa depan. 9. Membereskan kotoran hewan: Tinja kucing mengandung parasit menular yang disebut toxoplasma gondii, yang dapat menyebabkan kelahiran prematur. 10. Sushi: Sushi dengan topping sayuran seperti mentimun, dan tempura udang sih boleh saja. Yang tidak disarankan adalah sushi dengan ikan mentah seperti sashimi, karena mengandung bakteri yang dapat menyebabkan kematian saat kelahiran.
Selengkapnya
Rate:
Jun 04, 2014 5503
Dalam buku Portion Teller: Smartize Your Way to Permanent Weight Loss, Lisa Young memaparkan, seseorang cenderung makan dua kali lebih banyak saat berada di restoran, risiko kegemukan pun semakin tinggi. Meski begitu, Anda tak perlu menolak ajakan makan malam di restoran. Lisa memberikan sejumlah tips makan sehat di restoran, yang bisa menyukseskan misi langsing Anda. 1. Boleh makan dan minum apa saja, asal... Tak bisa mengurangi frekuensi makan di restoran karena aktivitas yang menuntut Anda untuk selalu berada di luar ruangan? Mulailah memvariasikan menu. Misalnya, hari ini Anda memutuskan untuk makan steak atau pasta dengan kalori cukup tinggi, pastikan menu esok hari mengandung kalori rendah. Diet bukan berarti Anda pantang makan enak (yang biasanya berkalori tinggi), hanya cukup pastikan kalau jumlahnya sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan. 2. Tak mesti habis. Itu sebabnya, berhentilah makan bila Anda merasa cukup dan bukan saat perut sudah kekenyangan. Walaupun uang yang dikeluarkan untuk membeli menu tersebut cukup menguras dompet, namun buat apa dipaksakan kalau akhirnya membuat Anda kegemukan, merasa bersalah, dan terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk ke gym. Jadi, dibanding mubazir, pilih saja menu dengan porsi kecil. 3. Nikmati kelezatannya. Jangan sia-siakan uang yang telah Anda keluarkan dengan mengunyah dan menelan makanan terlalu cepat. Para ahli nutrisi juga menyarankan kita untuk mengunyah sebanyak 33 kali. Selain membuat lidah merasa lebih puas dan pencernaan menjadi lebih sehat, otak kita memiliki cukup waktu untuk mengantarkan sinyal kenyang ke perut. Pasalnya, perut butuh waktu 20 menit untuk merasa kenyang. Jika kita makan cepat, maka akan lebih banyak suapan dan makanan yang masuk dibanding saat kita makan perlahan. 4. Santap buah di awal. Riset menyebutkan, nutrisi buah akan diserap baik oleh tubuh bila dimakan setidaknya 15 menit sebelum makan atau tiga jam setelah menu utama. Itu sebabnya, memakan buah di awal sangat baik untuk kesehatan, di samping menjaga kita agar makan tidak terlalu banyak. Pilihlah buah yang tidak terlalu matang atau manis. 5. Jus atau air putih? Tak sempat makan buah, kita akhirnya memilih jus sebagai pengganti. Tapi hati-hati, jus juga bisa menganggu diet. Dalam buku The Inflammation Free Diet Plan, ahli nutrisi Monica Reinagel, MS, menyarankan untuk menghindari gula kala memesan jus. Pasalnya, buah sendiri memiliki kadar gula alami yang tak boleh diremehkan. Untuk itu, bila Anda merasa makanan hari ini sudah cukup berkalori tinggi, air putih tetap menjadi pilihan sehat. 6. Minimalkan dressing. Bukan tak mungkin kalau dressing atau saus menjadi penyumbang kalori terbesar ketimbang bahan utama dalam makanan. Misalnya, saat memesan pizza, seringkali kita memesan jenis dengan keju berlebih (sebagai topping atau pelengkap di roti) atau saat memilih sayuran dalam salad, sebaiknya kurangi menggunakan saus mayonaise, thousand island atau bumbu kacang (untuk gado-gado). Termasuk hindari keju, minuman bersoda serta kentang goreng yang bisa menaikkan kalori burger daging (tanpa dressing) dari sekitar 400 menjadi 1.500 kalori. 7. Pilih rebusan atau yang dipanggang ketimbang gorengan. Bila masih bisa memilih, sebaiknya hindari menu gorengan yang menyimpan kalori lebih banyak ketimbang menu rebus atau panggang. Tanyakan pada pelayan apakah ada kentang rebus atau panggang sebagai pengganti kentang goreng. 8. Jangan terpaku pada porsi. Jangan menganggap kentang goreng atau cheese burger sebagai menu selingan karena porsinya yang kecil. Padahal cheese burger memiliki sekitar 600 kalori dama dengan lima tusuk sate ayam plus nasi. 9. Jebakan vegan junk. Diet vegetarian dan menghindari daging tak selamanya sehat bila kita tetap mengonsumsi vegan junk yang mengandung kalori, lemak, gila tinggi. Vegan junk yang biasanya lolos dari "tameng" diet antara lain: roti gandum yang memiliki kalori sama dengan roti biasa, pasta, kue, tortilla chips, keripik kentang atau singkong, kentang goreng, dan selai kacang (dua sendok sama dengan 200 kalori). 10. Pesan hidangan pembuka. Biasanya porsi hidangan pembuka lebih kecil dan ringan dari menu utama. Konsumsilah hidangan pembuka untuk menghindari makan berlebih di menu utama. Namun perhatikan menu utamanya, pilih menu direbus atau diolah mentah seperti salad, dan mushroom soup.
Selengkapnya